Kapolres Muaro Jambi Jadi Narasumber Gebyar Denma UIN STS Jambi

UIN STS Jambi
Kapolres Muaro Jambi menghadiri kegiatan Gebyar Denma Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi (UIN STS Jambi) yang dilaksanakan di auditorium UIN STS Jambi, Desa Simpang Sungai Duren, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi, Kamis (30/6/22). Foto : Irwansyah

Ungkap.co.id – Kapolres Muaro Jambi AKBP Yuyan Priatmaja melalui Kasi Humas AKP Amradi menyampaikan, Kapolres Muaro Jambi menghadiri kegiatan Gebyar Denma Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi (UIN STS Jambi) yang dilaksanakan di auditorium UIN STS Jambi, Desa Simpang Sungai Duren, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi, Kamis (30/6/22).

“Gebyar Denma UIN STS Jambi mengusung tema eksistensi moderasi beragama dan budaya sebagai titik tumpu penyantuan dalam berbagai perbedaan,” kata Amradi.

Bacaan Lainnya

Amradi melanjutkan, kegiatan tersebut juga dihadiri Ballisshada Demisioner Presma UIN STS Jambi, Nazori Staf BAK UIN STS Jambi, Iqbal Dinata Presma UIN STS Jambi , Rangga Adi Wibawa Wapresma UIN STS Jambi, M. Aldo Ikhwal Islam Ketua Panitia dan peserta kegiatan kurang lebih mencapai 70 orang.

Dalam kesempatan kegiatan itu, Kapolres Muaro Jambi menjadi narasumber materi yang disampaikan tentang pemahaman teroris dan radikalisme di Indonesia.


Baca Juga : Silaturahmi dengan Rektor UIN STS Jambi, Kapolda: Kami Butuh Saran Semua Pihak

Bilang Amradi, Kapolres AKBP Yuyan Priatmaja mengatakan, di Indonesia memiliki 5 Agama yang sah, namun sama-sama kita ketahui dari 5 Agama tersebut banyak sekali pemahaman yang ada dan ada beberapa menyebabkan adanya penyimpangan.


Selain itu, di Indonesia negara penguna aktif internet terutama media sosial, yang berdampak kepada pertumbuhan para mahasiswa baik itu positif dan negatif.

“Banyaknya hoax yang beredar di Indonesia membuat terjadinya permasalahan dari yang skala kecil hingga nasional maupun global,” ujarnya.

Sambungnya, jejak digital di media sosial mudah dilihat dan digunakan untuk kegiatan kebaikan maupun kejahatan. Namun banyaknya doktrin-doktrin agama yang disebarkan oleh pemuka agama yang mengakibatkan kesenjangan di dalam umat beragama.

“Itu mudahnya disusupi organisasi keagamaan di Indonesia,” pungkasnya. (Irwansyah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *