Harga Cabai Sudah Lama Mahal, Pemkab Bungo Baru Mulai Gerakan Tanam Cabai

Harga barang di pasar Muara Bungo
Ilustrasi pedagang menjual barang dagangan kepada pembeli di pasar. Foto : Istimewa

Ungkap.co.id Dalam rangka mengendalikan inflasi yang tinggi, Pemkab Bungo bersama Dinas Ketahanan Pangan, TPH Bun, dan petani, mengadakan gerakan menanam 1 juta batang cabai.

Gerakan menanam cabai bertempat di Dusun Bangun Harjo,kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Bungo, Jum’at, 26 Agustus 2022.

Bacaan Lainnya

Hadir dalam gerakan menanam cabai tersebut Wabup Bungo H.Safrudin Dwi Aprianto, Deputi BI Provinsi Jambi Mukti Rigowo, Ketua DPRD Bungo Jumari Ari Wardoyo, Staf Ahli Bupati, Asisten, kepala OPD, para Kabag, Camat Pelepat Ilir, serta anak-anak PKL dari Universitas Jambi dan UIN Jambi.

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bungo, Syofyan Maas, mengakui aksi penanaman cabe ini di karenakan angka inflasi di Kabupaten Bungo cukup tinggi.

“Di Kabupaten Bungo salah satu penyumbangnya komoditi cabai, sementara kebutuhan konsumsi cabai di Kabupaten Bungo mencapai 3 sampai 5 ton per harinya. Kemudian produksi cabai petani lebih kurang 30% yang disumbang oleh petani kita melalui dinas TPH,” kata Syofyan dalam sambutannya.

Baca Juga : Wabup Amir Sakib : Menekan Inflasi Itu Sangat Penting

Ia melanjutkan, pasokan cabai di Kabupaten Bungo ini kebanyakan datang dari Kerinci, dan Curup tiap harinya. Padahal lahan cabai di kecamatan dalam Kabupaten Bungo sangat luas sekali.

“Untuk menyikapi itu, kami dari TPID Kabupaten Bungo melalui dinas ketahanan pangan mengupayakan pencanangan gerakan 1 juta pohon cabe dari jumlah 100.000 KK,” ungkapnya.

Wabup Bungo H.Safrudin Dwi Aprianto, Deputi BI Provinsi Jambi Mukti Rigowo, Ketua DPRD Bungo Jumari Ari Wardoyo, Staf Ahli Bupati, Asisten, kepala OPD, para Kabag, Camat Pelepat Ilir, serta anak-anak PKL dari Universitas Jambi dan UIN Jambi saat menanam cabai di Dusun Bangun Harjo,kecamatan Pelepat Ilir. Foto : Istimewa

Syofyan mengajak masyarakat Kabupaten Bungo agar dapat menanam cabe 10 batang saja. Ia mengatakan dengan kegiatan sosialisasi Perpres 104 tahun 2001 tentang program ketahanan pangan dan hewani mengalokasikan dana ketahanan pangan paling sedikit 20%.

“Lebih lanjut hal ini kami lakukan bersama Dinas TPH, Peternakan, PMD dan instansi lainnya. Kita mengarahkan supaya petani benar-benar memanfaatkan dana ketahanan pangan untuk menanam cabe. Sebagai implementasi hasil sosialisasi tersebut salah satunya Dusun Bangun Harjo yang siap melaksanakan program menananam 1 juta batang cabai dari 800 KK dikalikan 10 batang akan tertanam dalam waktu dekat sebanyak 8000 batang cabai,” katanya.

Baca Juga : Curi Kayu Gaharu, Pria Warga Bungo Ditangkap Satpol PP, Satu Lainnya Kabur

“Selanjutnya peran Pemkab Bungo melalui DAK non fisik program ketahanan pangan, yaitu pekarangan pangan lestari disingkat dengan P2L menyiapkan bibit lebih kurang 15000 batang oleh KWT semangka Blok 15,” tambahnya.

Di tempat yang sama Deputi BI perwakilan Provinsi Jambi, Mukti rigowo dalam sambutannya juga mengatakan, bahwa pihaknya sangat mengapreasi apa yang dilakukan oleh Pemda Bungo untuk mengendalikan inflasi Kabupaten Bungo.

“Tentu ini akan kami sampaikan ke BI pusat, agar mana tahu di pusat ada kucuran dana untuk Kabupaten Bungo,” ujarnya.

Baca Juga : Geruduk Kantor Bupati Bungo, Mahasiswa Tagih Janji GDM yang Tidak Terealisasi

Terkait dengan inflasi, di Provinsi Jambi sendiri menduduki nomor 1 se-Indonesia. Sedangkan di Kabupaten Bungo nomor 1 dari 90 kabupaten yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, ini bukan prestasi yang didapatkan oleh Pemda Bungo melainkan lampu kuning dari Presiden Jokowi apa yang ia ucapkan beberapa waktu yang lalu.

“Semoga dengan adanya menanam 1 juta batang cabai ini angka inflasi di Kabupaten Bungo bisa menurun kedepannya,” ungkapnya.

Sementara itu, Wabup Bungo H.Safrudin Dwi Aprianto mengatakan, dengan adanya kegiatan ini, mudah-mudahan akan berjalan dengan lancar, dan bisa membawa manfaat untuk semuanya.

“Beberapa hari yang lalu inflasi di Kabupaten Bungo dikarenakan adanya kenaikan harga barang dan jasa secara umum, sehingga kita khawatir nanti berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. Harga barang naik pendapatan tetap, nah ini bisa berbahaya, bahkan juga bisa mengancam ketahanan ekonomi keluarga kita sendiri,” ungkapnya. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *