drg Iwan Ungkap Gagalnya Atlet Dayung Jambi Raih Emas di PON Papua

Pengprov PODSI Jambi
Ketua Pengprov PODSI Jambi, drg. Iwan Hendrawan. Foto : Irwansyah

Ungkap.co.id – Tim dayung Jambi yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua gagal memenuhi target tiga medali emas. Padahal, dayung menjadi salah satu cabang olahraga andalan Jambi di PON.


Seperti di PON XIX 2016 di Jawa Barat, cabang dayung berhasil mendapatkan satu medali emas lewat Sumita Kurnia dari nomor slalom putri. Sementara pada PON Papua tahun ini, tim dayung Jambi hanya mendapat empat perak dan empat perunggu.

Bacaan Lainnya

“Kita tentunya sangat menyayangkan target tidak tercapai. Tapi seluruh atlet yang berlaga di PON Papua sudah berjuang dengan maksimal,” kata Ketua Pengprov PODSI Jambi, drg. Iwan Hendrawan, Sabtu (9/10/21).

Iwan menyebutkan, pihaknya mematok target tiga medali emas di PON Papua bukannya tanpa alasan. Dikatakannya, target tersebut sesuai dengan hasil yang diperoleh saat pra PON.

“Saat pra PON atlet kita berhasil meraih lima medali emas, satu perak dan dua perunggu. Namun dengan berbagai persoalan yang kita hadapi, kita hanya memasang target tiga emas di PON. Itu pun dengan catatan,” ujarnya.

Menurut Iwan, gagalnya tim dayung Jambi memenuhi target tiga medali emas disebabkan oleh sejumlah persoalan teknis maupun non teknis yang dihadapi sebelum keberangkatan ke Papua.

Iwan mencontohkan, untuk permasalahan teknis yang dihadapi yakni tidak terpenuhinya peralatan yang akan digunakan atlet dalam latihan guna persiapan ke PON Papua.

“Kemarin kita minta perahu ke Diskepora, namun yang dibelikan dayung untuk dragon boat. Padahal di PON Papua kita tidak turun di nomor dragon boat,” beber Iwan.

Baca Juga : Truk Angkutan Batubara Melonjak Tinggi, Satlantas Polresta Jambi Rekayasa Lalulintas

Adapun permasalahan non teknis, Iwan mengatakan diantaranya adalah mental atlet. Menurut Iwan, ada upaya pihak-pihak tertentu untuk mempolitisasi atlet, agar menentang pengurus Pengprov PODSI Jambi.

Selain itu, Iwan mengatakan penunjukan manager dan official tim juga tidak melibatkan pengurus PODSI Jambi.

“Juknis dari PB PODSI, manager dan official dari cabor. Namun yang ditunjuk menjadi manager adalah orang yang tahun 2020 lalu telah di-reshuffle dari kepengurusan berdasarkan rekomendasi PB PODSI. Dan sebelumnya kita sudah mengajukan keberatan ke KONI,” ungkap Irwan.


Terkait berbagai persoalan yang dihadapi Pengprov PODSI Jambi sehingga berdampak pada pencapaian atlet di PON Papua, Iwan meminta adanya evaluasi menyeluruh, agar ke depan pembinaan atlet dapat berjalan dengan lebih baik.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas hasil yang diraih di PON Papua, Iwan mengatakan jika ia akan berhenti sebagai ketua Pengprov PODSI Jambi.

“Perlu saya tergaskan, saya berhenti sebagai ketua PODSI Jambi, bukan mengundurkan diri. Memang sejak 2020 lalu sudah ada desakan dari sejumlah pihak agar saya mundur. Tapi saya tidak mau, karena saya ingin mempersiapkan atlet untuk PON Papua. Dan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas hasil yang diraih, saya menyatakan berhenti dari ketua PODSI Jambi. Besok saya akan kirimkan suratnya ke Sekretaris PB PODSI,” kata Irwan.

Terakhir, Iwan meminta agar nantinya tidak ada pemotongan terhadap bonus bagi atlet yang berhasil meraih prestasi di PON Papua. “Saya berharap bonus atlet diberikan utuh, tidak ada pemotongan. Agar tidak ada lagi permasalahan di kemudian hari,” pungkasnya. (Irwansyah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *