Ungkap.co.id – Kasus COVID-19 di dunia dan di Indonesia akhir-akhir ini yang terkonfirmasi positif semakin bertambah. Bahkan yang meninggal dunia karena COVID-19 juga semakin banyak pula. Ditambah lagi varian virus kasus baru sudah mulai masuk ke Indonesia. Tentu hal tersebut membuat khawatir berbagai pihak hingga masyarakat luas.
Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menekan laju pertumbuhan kasus COVID-19 tersebut. Seperti pemberian vaksin, sosialisasi protokol kesehatan, dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro. Namun hingga saat ini belum mampu memutuskan mata rantai penyebarannya.
Tak hanya itu, pemerintah Indonesia pun sudah melakukan kebijakan untuk melarang masyarakat untuk mudik lebaran Idul Fitri 1442 H. Namun masih ada juga masyarakat yang nekat mudik dengan melalui jalur tikus hingga tak diketahui oleh petugas di pos penyekatan. Kegiatan open house juga ditiadakan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona klaster lebaran.
Baca Juga : Pahlawan Itu Adalah Tenaga Medis
Seperti sekarang ini dengan kondisi hari raya Idul Fitri mobilitas dan potensi masyarakat untuk berkerumun sangat besar. Masyarakat melakukan kunjungan silaturahmi ke rumah sanak saudaranya. Masyarakat terkadang lupa mematuhi protokol kesehatan dan terhanyut dalam suasana lebaran sehingga penularan virus Corona pun di depan mata.
Atas dasar itulah, Pemerintah Dusun (Pemdus/desa) Empelu, Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo yang di bawah pimpinan Rio (Kades) Jusriwan berjibaku melakukan tindakan untuk mencegah masuknya virus Corona masuk ke dusun mereka.
Tindakan itu terlihat yang dimulai dari sosialisasi protokol kesehatan (Prokes) pencegahan COVID-19 di tempat ibadah, seperti di masjid dan mushola setempat, pembagian masker kepada para jama’ah sebelum masuk masjid pada saat hendak melakukan salat Ied sampai dengan pembagian masker di pintu masuk tempat pemakaman umum (TPU).
Baca Juga : Setitik Asa Tukang Ojek di Bungo Mengais Rezeki di Tengah Pandemi COVID-19
Dibincangi di sela-sela kesibukannya pada Senin, 17 Mei 2021, Jusriwan mengatakan, kegiatan sosialisasi protokol kesehatan pencegahan COVID-19 itu ia lakukan dengan menggerakkan semua stakeholder dusun sehingga masyarakat sadar dan mau mematuhi Prokes menjadi budaya baru.
“Selain itu, kita juga selalu mensosialisasikan Prokes pada saat salat Jumat dan salat berjamaah ke para jamaah yang hadir di masjid agar dalam melakukan salat shaf salat harus berjarak minimal 1,5 meter, membawa sajadah dari rumah masing-masing dan jangan bersalaman, serta menggunakan masker,” katanya.
Lebih jauh ia mengungkapkan, pada kesempatan tersebut, ia juga berpesan kepada para jamaah untuk dipatuhi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terkait untuk menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir, dan mengurangi mobilitas.
Baca Juga : Belajar Kampanye Protokol Kesehatan dengan Penyadap Karet di Bungo
“Saya minta Prokes itu benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar kita semua terhindar dari penularan virus Corona,” kata dia kepada para jamaah.
Jusriwan juga bercerita bahwa pada awalnya cukup sulit meyakinkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Namun berkat kesabaran dan ketekunannya, ia mampu menggugah kesadaran masyarakat dengan menggerakkan semua stakeholder yang ada.
“Masyarakat dulu itu tak percaya virus Corona itu ada, tapi setelah terus menerus kita berikan pemahaman, barulah masyarakat perlahan-lahan yakin bahwa virus Corona itu memang berbahaya. Kita sering kasih lihat berita di TV dan di media online ke masyarakat tentang bahayanya virus Corona yang telah membuat banyak orang meninggal dunia, nah ternyata cara itu cukup efektif,” jelasnya.
“Alhamdulillah hingga saat belum ada warga kita yang terkonfirmasi positif virus Corona,” tambahnya.
Ia pun meminta kepada masyarakat Dusun Empelu, Kabupaten Bungo hingga masyarakat Indonesia pada umumnya untuk percaya bahwa virus Corona itu memang ada dan bukan rekayasa.
“Jangan anggap remeh virus Corona itu, selain sudah banyak nyawa melayang, juga ekonomi terdampak signifikan gara-gara virus Corona tersebut. Caranya patuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Terakhir masyarakat agar mau divaksin untuk mencegah penyebaran virus Corona tersebut,” pungkasnya.
Dari cerita Rio Jusriwan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam membangun kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan itu harus melibatkan semua pihak di tempat tersebut.
Selain itu, harus sabar dan gigih. Dan juga sosialisasi Prokes di tempat ibadah itu sangat efektif untuk menyadarkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19. (Dika)