Transfer Dana Pusat Dipangkas, APBD Bungo Mengalami Defisit

Bupati Bungo H Mashuri ketika menandatangani dan serah terima naskah Ranperda perubahan APBD tahun 2020 dengan dua Wakil Ketua DPRD Bungo Jumawan Aguza dan Martunis. Foto : Dok

Ungkap.co.id – Tahun anggaran 2020, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bungo mengalami defisit. Kondisi seperti ini, dialami oleh seluruh kabupaten/kota, seluruh provinsi bahkan APBN. Ini adalah akibat dari pandemi COVID-19, yang dalam penyusunan anggaran tahun lalu, sama sekali tidak diperkirakan.


Berapa defisit yang dialami APBD Kabupaten Bungo tahun 2020?, angka pasti belum diketahui, karena tahun anggaran masih berjalan.Juru Bicara Tim Pemenangan Pasangan H Mashuri-H Sapruddin Dwi Aprianto (Hamas-Apri), Andastoto menyebutkan, kondisi saat ini tak bisa dihindarkan.

Bacaan Lainnya

“Siapapun kepala daerah. Ini bukan lagi masalah nasional, tapi sudah dunia. Negara-negara maju di dunia, mengalami resesi, karena pertumbuhan ekonomi minus,” tegasnya.

Pandemi Covid-19, telah menghantam hampir semua persendian ekonomi rakyat. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh pihak perusahaan terjadi di mana-mana. Tidak sedikit perusahaan harus gulung tikar, karena tak mampu lagi membayar gaji karyawannya. Tak ada lagi pilihan. Kondisi ini sangat berdampak pada pendapatan daerah atau negara.

Kata Andastoto, defisit itu terjadi karena sejumlah dana transfer, serta dana perimbangan dari Pemerintah Pusat dipangkas akibat pandemi Covid-19 ini. Hal itu mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35 dan 36 ada pengurangan dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan, Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2020.
Sementara dalam penyusunan dan penetapan APBD tahun 2020, negara dalam kondisi normal.

Semua putusan dari hasil musyawarah pembangunan (Musrenbang) dimasukkan dalam APBD 2020. “Ini harus dipahami. Kalau APBD, ini semuanya baru angka-angka. Uangnya belum ada. APBD sumbernya itu antara lain dari DAU dan DAK dari pusat, yang ditransfer oleh pusat ke daerah secara bertahap. Kemudian dari DBH dari provinsi, kemudian ada PAD (Pendapatan Asli Daerah),” paparnya.


Sementara kata Andastoto, transfer dari pusat dipangkas. “PAD kita juga turun drastis akibat Corona ini. Sementara belanja tetap jalan. Faktor lain yang membuat APBD kita defisit adalah karena kita menyelenggarakan Pilkada serentak, Ini dananya dari daerah,” sebut politisi PAN ini.

Untuk menyikapi kondisi tersebut, pemerintah katanya mengalihkan seluruh anggaran kegiatan yang bersifat seremonial dan kegiatan perjalanan dinas ke luar daerah untuk menutupi defisit anggaran. Bahkan, kegiatan-kegiatan yang sipatnya tidak mendesak di semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dipangkas. Dananya dialihkan untuk membantu memulihkan ekonomi rakyat akibat pandemi Covid-19.

Dengan adanya pengetatan dan pemangkasan anggaran, angka defisit bisa ditekan seminim mungkin. “Kalau APBD 2020 tidak defisit, dak mungkin. Transfer dari pusat dipangkas, target PAD tak tercapai akibat karona. Coba, kabupaten mana yang APBD tahun 2020 ini yang tidak defisit,” kata Andastoto balik bertanya.

Untuk itu, Andastoto sangat berharap pada Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat Kabupaten Bungo pada umum, untuk memahami kondisi keuangan daerah saat ini. Mungkin ada proyek infrastruktur yang seharusnya dikerjakan tahun ini, terpaksa ditunda akibat dana yang belum tersedia karena dampak dari pandemi Covid-19.

“Mari kita bersama-sama berdoa, memohon pada Allah, semoga wabah ini segera berakhir, sehingga kehidupan dan perekonomian kita bisa normal kembali,” harapnya. (TMC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *