Suami Wafat, Ibu Tua Renta di Bungo Bawa Anaknya Memulung

Ibu dan anak di Bungo jadi pemulung
Sri Wayati (61), terlihat tegar dan kuat menarik gerobak sebagai pemulung. Ia mengelilingi pinggiran jalan Kota Muara Bungo demi menghidupi anak anaknya dengan mencari barang bekas. Foto : Istimewa

Ungkap.co.id – Sri Wayati (61) sesuai KTP yang ia miliki merupakan warga Desa Manggis, kecamatan Bathin III kabupaten Bungo -Jambi, seorang ibu ditinggal mati oleh suaminya. Ia berjuang untuk menghidupi anak-anaknya dengan mengais rezeki menggunakan gerobak sebagai pemulung mengelilingi pinggiran kota Muara Bungo.

Seperti tidak ada kata lelah, kedua tangannya yang sudah tidak muda itu, terus mengencangkan ototnya untuk menarik gerobak setiap hari, penuh harapan agar gerobaknya terisi penuh.

“Suami saya sudah meninggal, sudah 2 tahun ini saya sendiri bekerja sebagai pemulung demi menghidupi anak-anak. Anak yang kecil ini saya bawa setiap hari, karena abangnya masih sekolah. Saya sediakan tempat tidur untuk anak di atas gerobak sebagai tempat istirahatnya, sambil saya keliling mencari barang bekas. Saat ini Saya ngontrak dekat Telkom,” katanya dijumpai di pinggiran jalan kota Muara Bungo, Kamis (21/10/2021).

Penulis tak ingin menggali informasi lebih jauh mengenai suaminya yang sudah meninggal, menimbang tak ingin membuat perempuan berbaju lusuh itu bertambah sedih menjalani kehidupannya sendiri menghidupi anak-anaknya yang masih kecil.

Baca Juga : Gudang BBM Ilegal Digerebek Polisi, 5 Pelaku Ditangkap

Penulis berusaha melontarkan pertanyaan yang membuat ibu tambah ceria dan semangat. Disela itu sedikit mengajak anaknya bercanda. Ia pun kembali bercerita, beginilah setiap harinya, mencari barang bekas seperti kardus, plastik bekas yang bisa di rupiahkan.

Dikatakannya lagi, jika isi gerobaknya penuh bisa mencukupi untuk makan hari ini dan keesokan harinya. Tapi kalau tidak penuh hanya cukup makan hari ini bersama ketiga anaknya.

“Yang penting bisa menyambung hidup bang, tidak maling, kerja ini syukurlah bisa untuk makan sehari hari. Tapi kalau ada rezeki yang kasian lihat saya di jalan, kadang ada yang ngasih duit. Saya tabung untuk sekolah anak,” tuturnya sambil tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca menahan air mata ingin menangis. (Tim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *