Peringatan HUT RI ke-78 Harus Menjadi Renungan Semua Pihak

Wartawan tewas ditembak
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Wartawan Republik Indonesia (DPP PWRI) Dr. Suriyanto PD. SH, MH, M.Kn. Foto : Istimewa

Oleh: Dr. Suriyanto PD, SH., MH., M.Kn


Ungkap.co.id Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan jumlah penduduk menurut dara BPS 278 juta jiwa, memiliki ribuan pulau, suku, ratusan bahasa daerah dan 38 provinsi.

Bacaan Lainnya

Bangsa Indonesia lahir di tanggal 17 Agustus 1945 yang hingga kini di usianya sudah 78 tahun merdeka masih harus terus berjuang dan memperjuangkan cita-cita luhur pendiri Bangsa Indonesia dimasa lalu dan diteruskan untuk perjuangan dimasa yang akan datang.

Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini merupakan berkat keridhaan Allah SWT sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Menjadi sebuah bangsa yang merdeka, ternyata bukanlah hal yang mudah, tapi diperlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak kecil.

Baca Juga : HPN 2024 di Jakarta, Berharap Jokowi Hadir


Pengorbanan dari para pahlawan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia tak akan terhitung nilainya; dari mulai tenaga, harta, darah, dan air mata bahkan jiwa dan raga sekalipun mereka korbankan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.

Mereka adalah para ksatria yang di dalam jiwanya sudah tertanam nilai-nilai karakter bangsa Indonesia yang sesungguhnya, seperti karakter cinta tanah air, gotong royong, rela berkorban untuk bangsa, berjuang tanpa pamrih, patriotisme dan sebagainya.

Nilai-nilai karakter bangsa Indonesia itulah yang sepertinya sekarang sudah mulai pudar dari sebagian masyarakat indonesia saat ini.

Mereka sudah mulai melupakan karakter mulia warisan para pahlawannya, lupa bagaimana cara mengisi dan mensyukuri kemerdekaan Indonesia yang sesungguhnya.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan tonggak sejarah bangsa Indonesia yang berlangsung pada 17 Agustus 1945. Momen yang bersejarah untuk menentukan nasib bangsa ke depannya.

Hingga peringatan hari kemerdekaan yang ke 78 ini masih belum terlihat komitmen dari para elit negara dan oknum elit politik untuk bersatu memajukan Bangsa Indonesia seperti cita-cita luhur para leluhurnya.

Hal ini terlihat dari sistem kepemimpinan yang masih memiliki ego sentris yang belum dikatakan dapat memberi contoh baik kepada rakyatnya, seperti misal kegaduhan yang terus menerus terjadi dipertontonkan di hadapan rakyat lewat saluran media massa di era digital saat ini.

Baca Juga : 3.533 Narapidana di Jambi Dapat Remisi, 20 Orang Diantaranya Langsung Bebas

Kegaduhan politik yang ditimbulkan oleh oknum-oknum parpol dan aktivis yang selalu bicara di depan publik tanpa etika.

Padahal bila kita cermati Bangsa Indonesia lahir dari kekuatan persatuan dan kesatuan Bangsa yang dinaungi oleh Pancasila dan UUD 1945 yang dibangun oleh keringat dan darah para pendiri Bangsa Indonesia.

Tetapi jika kesadaran dari masing-masing pihak tidak dapat saling bergandengan tangan secara gotong royong dan menyadari kekeliruan dalam berpolitik dan kepemimpinan yang hanya mikirin kelompok atau pribadi tidak mikirin kerja kolektif kolegial dan juga tidak menyadari kemampuan diri sebagai pemimpin dan calon pemimpin Bangsa ke depan maka seruan Indonesia Emas 2045 hanyalah mimpi belaka.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan tonggak sejarah bangsa Indonesia yang berlangsung pada 17 Agustus 1945. Momen yang bersejarah untuk menentukan nasib bangsa ke depannya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *