Muktamar NU Ke 34 Akan Menjadi Muktamar Termegah & Peserta Terbanyak

Muktamar NU yang ke 33, (Ilustrasi )

Ungkap.co.id – Tidak terasa kurang lebih satu tahun lagi Muktamar NU ke 34, tepatnya tahun 2020 akan dilaksanakan. walaupun dilaksanakan ditahun 2020 yang kabarnya akan dilaksanakan di Pulau Sumatera tepatnya di Provinsi Lampung, para penggiat media sosial dan pemerhati NU baik daerah, Nasional, maupun dunia Internasional akan menanti siapa yang akan menahkodai PB.NU masa yang akan datang.

Dengan adanya pernyataan KH.Said Aqil Siradj selaku Ketua PB.NU tidak maju lagi Dalam Harlah ke-73 Muslimat NU di GBK, Jakarta, Ahad (27/1/2019), maka dalam pandangan kami selaku pemerhati tokoh tokoh dan leader masa Depan PB.NU Insya Allah 9 tokoh ini yaitu :

1.Habib Jindan Bin Novel bin Salim, 2. KH.Ahmad Muwafiq, 3. Dr. Ali Masykur Musa, M.Si, M.Hum, 4. Dr. H. Marsudi Syuhud, 5. KH As’ad Said Ali, 6. Nusron Wahid, S.S., M.E., 7. Drs. H. Saifullah Yusuf, 8. H. Imam Pituduh, SH.,MH, 9. KH Marzuki Mustamar layak untuk memimpin Ketua Tanfidziyah PB.NU masa depan, tegas Rhonal Febrian yang juga Bendahara PC.NU Kab . Bungo.

Dari beberapa nama di atas tentu nanti bisa saja berkembang menjadi lebih banyak, karena di NU itu tokohnya banyak. Ketika 9 Ulama senior masih meminta pak KH.Said Aqil Siradj untuk memimpin NU kenapa Tidak tetap saja kedepan akan memimpin NU.

Pola di Muktamar PB.NU nanti untuk memilih Ketua Tanfidziyah dengan metode ahlul halli wal aqdi (AHWA). Sistem AHWA adalah mekanisme yang diterapkan untuk memilih Rais Aam PBNU oleh 9 ulama senior dengan cara musyawarah mufakat.

AHWA beranggotakan 9 ulama NU senior yang dipilh dengan kriteria beraqidah Ahlussunnah wal Jamaah al Nahdliyah, wara’, zuhud, bersikap adil, berilmu (alim ), integritas moral, tawadlu’, berpengaruh, dan mampu memimpin.


“Ke-9 ulama senior yang akan menjadi anggota AHWA tersebut diusulkan oleh pengurus cabang dan pengurus wilayah NU se-Indonesia,” kata Rhonal yang juga mantan ketua PC.Ansor Bungo ini.

Dari 9 nama yang menjadi anggota AHWA bisa juga di luar nama tersebut. Rais Aam bisa dipilih salah satu dari 9 nama itu, bisa juga dari luar. Penerapan sistim ahwa inilah nanti yang akan digunakan di Muktamar NU tahun 2020.


Dalam pandangan kami agar NU tidak bisa disusupi oleh bukan yang dikaderkan di NU dan pandangan yang bertolak belakang dari pemikiran NU, serta tidak ada ada lagi perpedaan pandangan agar kedepan NU satu Komando.

“Muktamar ke 34 nanti yang direncanakan dipulau Sumatera tepatnya Di Provinsi Lampung dalam pandangan kami merupakan Muktamar termegah dan terbanyak yang akan hadir karena ulama ulama sepuh NU akan berkumpul, para Habaib, Sayyid dan Ulama ulama NU yang Populer Di Media Sosial pun akan berkumpul begitu juga para politisi NU, Aktivis NU, Mahasiswa NU,Banom NU,seperti ISNU, ANSOR, Fatayat Banser, IPNU, IPPNU, PMII, Kopri PMII, dan Lembaga NU se Indonesia akan bertemu disatu titik,” ungkap Rhonal yang juga mantan Ketua PMII Cabang Bungo. (Rhonal )

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *