Kadinkes Bungo Angkat Bicara Soal Balita Kurang Gizi yang Dirawat 16 Hari di Rumah Sakit

Natan Apriansyah penderita dugaan kurang gizi saat dilakukan perawatan di rumah sakit. (Dok Pertiwi)

Ungkap.co.id Kadis Kesehatan Kabupaten Bungo, dr. H. Syafarudin Matondang menanggapi terkait kondisi Natan Afriansyah balita yang menderita kurang gizi.


Menurutnya, saat ini Natan masih dirawat dan ditangani oleh dokter spesialis di RSUD H. Hanafie Muara Bungo.

Bacaan Lainnya

“Rencananya nanti mau dirujuk ke salah satu rumah sakit yang ada di Padang,” ujarnya, Jum’at, 26 Januari 2024 sebagaimana disadur dari Bungonews media partner Ungkap.co.id.

Lanjut dia, perujukan tersebut setelah ada jawaban dari rumah sakit di Padang. Selain itu juga, setelah kondisi Natan benar-benar layak dan diperbolehkan untuk dirujuk.

Baca Juga : Gelar Penyuluhan Stunting, Pemdus Sungai Gambir Berikan Telur hingga Susu

Dia menceritakan bahwa Natan selama ini diurus oleh neneknya. Natan sering diberikan susu kental manis bukan susu formula atau ASI.

“Sehingga kondisi Natan mengalami kurang gizi yang menyebabkan terjadi infeksi mata dan alergi kulit,” jelasnya.

Tips sehat di Musim Pancaroba
Kepala Dinas Kesehatan Bungo Syafrudin Matondang. Foto : Dik

Menurut Kadinkes, terkait biaya pengobatan itu menggunakan SKTM. Namun saat ini, pihaknya sudah mengurus BPJS Kesehatan.

“BPJS Kesehatan nya sudah diurus,” ungkapnya.

Baca Juga : Kabupaten Bungo Terbaik Ketiga Dalam Penurunan Angka Stunting

Diberitakan sebelumnya, Natan Apriansyah terbaring di RSUD H. Hanafie Muara Bungo. Bocah laki-laki berumur 13 bulan ini dirawat karena diduga menderita kurang gizi.

“Natan dirawat di rumah saki karena diduga menderita kurang gizi. Sudah 16 hari dirawat,” kata Pertiwi, pihak keluarga dari Natan saat dihubungi melalui WhatsApp pada Rabu malam, 24 Januari 2023.

Anak dari pasangan Edison dan Doli Yurinata yang merupakan warga Dusun Pulau Jelmu, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo ini kata Pertiwi, juga menderita alergi kulit.

“Sekarang kulitnya sudah ada perubahan (mendingan). Namun kami khawatir terhadap matanya yang agak bernanah. Jadi akan dirujuk ke rumah sakit di Padang,” ujarnya.

Baca Juga : Wabup Bungo Hadiri Launching Dapur Sehat Atasi Stunting di Dusun Lubuk


Kini yang menjaga Natan saat dirawat di rumah sakit, yakni nenek dan bibinya bergantian.

Karena kata Pertiwi, kedua orang tuanya sedang bekerja menyadap karet di dusun untuk biaya makan dan pempes Natan.

Kata Pertiwi lagi, jika nanti jadi dirujuk ke Padang, maka itu akan membutuhkan biaya. Sementara untuk BPJS masih dalam kepengurusan.

Baca Juga : SMSI Provinsi Jambi, BKKBN dan SAH Sepakat Kurangi Angka Stunting

“Walaupun sekarang kami ada berobat menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), namun kami butuh biaya juga untuk makan. Sedangkan BPJS ada pihak-pihak yang mau membantu mengurusnya. Jadi, kami meminta kepada Tuhan agar tidak jadi dirujuk ke Padang. Karena kalau jadi, kami belum mempersiapkan dana. Itu butuh biaya,” ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan gambar yang dikirimkan Pertiwi kepada Ungkap.co.id, terlihat kulit di badan Natan mengalami alergi. Kemudian slang juga terpasang di hidung Natan. (Dik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *