Unik, Kapolresta Jambi Pantau Kamtibmas dengan Menarik Becak Rickshaw

Kapolresta Jambi, Kombes Pol Boy Sutan Binanga Siregar saat menarik becak Rickshaw yang ditumpangi oleh anak dan istrinya. Ia sembari memantau kondisi Kamtibmas di Kota Jambi. (Syah)

Ungkap.co.id Guna memastikan situasi Kamtibmas di wilayah hukumnya dalam keadaan aman dan kondusif di malam akhir pekan bulan Ramadhan, Kapolresta Jambi Kombes Pol Boy Sutan Binanga Siregar, melaksanakan patroli sembari berolahraga.

Di mana olahraga yang dilakukan oleh Kapolresta Jambi ini tergolong unik, yaitu dengan menarik becak Rickshaw yang ditumpangi oleh Ketua Bhayangkari Cabang Kota Jambi Ny. Fifi Boy Siregar.

Bacaan Lainnya

Dengan menyusuri ramainya suasana jalanan kota dimalam hari, Kapolresta Jambi, memulai perjalanannya dengan menggunakan becak Rickshaw, yakni dari rumah dinas Jawatan yang berada di kawasan Jalan Bhayangkara, Kelurahan Talang Banjar, Kecamatan Jambi Timur hingga sampai menuju Kawasan Tugu Keris Siginjai, yang berlokasi di Kecamatan Kotabaru Kota Jambi, Sabtu (15/3/2025).

Di sepanjang jalan yang dilaluinya, Kapolresta Jambi, menjadi perhatian dan sorotan dari masyarakat khususnya para pengguna jalan.

Tidak cuma itu saja, di sepanjang perjalanan menuju ke Kawasan Tugu Keris Siginjai, orang nomor satu di Polresta Jambi itu turut menyapa warga, dengan senyum khasnya yang begitu ramah.

Disela istirahat sejenaknya di depan Asrama Haji, Kapolresta Jambi menceritakan kisah olahraga unik yang digemarinya ini.

“Waktu itu awal pertama kali mulanya, saya menyukai olahraga menarik Bbcak Rickshaw ini karena terinspirasi dengan aktor laga Jackie Chan dan Jet Li. Lalu Saya membuat becak Rickshaw yang dipakai ini”.

“Sewaktu memegang amanah jabatan sebagai Wadansat Brimob Polda Jambi setiap harinya saya keliling menarik becak Rickshaw tersebut, dengan penumpangnya istri atau anak-anak saya,” ujarnya.

Baca Juga : Diduga Judi Berkedok Kim Kembali Beroperasi, Diminta Polisi Bertindak

Selain itu, sosok Pamen Polri tiga melati di pundak yang begitu ramah dan dekat dengan masyarakat ini juga mengungkapkan bahwa hobi yang digelutinya ini angat berbeda dari yang dilakukan oleh kebanyakan orangm

Dengan menarik becak Rickshaw yang merupakan alat transportasi tradisional khas Jepang yang ditemukan sekira pada tahun 1869 disebut Jinrikisha, yang artinya ditarik manusia.

“Karena saya suka dengan becak tradisional Rickshaw, akhirnya saya berfikir untuk dijadikan sarana untuk berolahraga, guna menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Apalagi kita bisa membawanya dengan cara jalan dan berlari, dan tidak membutuhkan biaya yang mahal, akan tetapi tubuh kita sehat dan bugar,” terangnya.

Ia membeberkan, bahwa becak Rickshaw miliknya ini terbuat dari bahan kayu dan dibuat di Jambi. Serta turut menjelaskan mengapa istri dan anaknya menjadi penumpang becak itu.

“Jadi sengaja penumpang becak Rickshaw yang saya tarik ini berisikan anak dan istri saya. Karena itu membuat mereka senang, sehingga bukan hanya kesehatan yang kita dapat, akan tetapi juga kehangatan bersama keluarga tetap terjaga dan harmonis,” jelasnya.

Pamen Polri tiga melati di pundak itu juga menjelaskan, bahwa dirinya pada malam akhir pekan ini merasa bahagia dapat menarik becak Rickshaw ini, dimulai dari rumah dinasnya menuju ke kawasan Tugu Keris Siginjai.

Ia menuturkan, hobi Ini dilakukan untuk memberikan contoh dan juga motivasi kepada masyarakat maupun personil agar rajin berolahraga selagi masih bisa. Ini agar tubuh sehat dan bugar, guna menunjang pelaksanaan tugas sebagai pelindung, pelayan dan pengayom masyarakat.

Selanjutnya, Boy juga menceritakan sedikit pengetahuannya tentang sejarah dari becak Rickshaw ini.

Tentunya sudah tidak asing lagi dengan becak, kendaraan beroda tiga yang bertenaga manusia.

Jauh sebelum kehadiran becak di Indonesia, Jepang ternyata lebih dahulu mengenal kendaraan tradisional ini.

“Sekilas Rickshaw memang mirip-mirip dengan becak. Hanya saja, kalau becak memiliki tiga roda, sedangkan Rickshaw hanya memilki dua roda. Rickshaw sendiri merupakan moda transportasi bertenaga manusia di mana seorang pelari menarik gerobak roda dua yang dapat menampung satu atau dua penumpang,” terangnya.

Bisa dibilang Rickshaw ini merupakan leluhur atau cikal bakal becak yang dikenal sekarang. Menurut sejarahnya Rickshaw merupakan kendaraan tradisional khas Jepang yang ditemukan sekitar tahun 1869.

“Di Jepang Rickshaw disebut ‘Jinrikisha’ yang artinya ‘ditarik manusia’. Selama ratusan tahun rickshaw juga telah digunakan di negara-negara Asia. Namun, seiring perkembangan zaman, kendaraan ini diadopsi oleh orang-orang Eropa saat mereka berkunjung ke Asia”.

“Kemudian masuk ke Indonesia sekitar tahun 1941. Konon orang Tionghoa yang membawa Rickshaw ke Indonesia tepatnya di Surabaya, dan mereka menyebutnya dengan Be-cia, bukan Rickshaw. Dari situlah kita menyebut kendaraan itu sebagai becak,” tutupnya. (IR)

Pos terkait