Dari ketentuan di atas, anak yang menjadi saksi dapat dikategorikan sebagai anak saksi, sehingga perlindungan hukumnya tunduk pada ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA).
Sehingga, secara hukum setiap orang memang dilarang untuk membocorkan rahasia identitas anak saksi, termasuk orang tua anak saksi, di media cetak atau elektronik maupun media sosial. Jika dilanggar, maka yang bersangkutan dapat dilaporkan dan memenuhi unsur pidana.
Baca Juga : Viral, Ibu Tiri Aniaya Anaknya, Akhirnya Masuk Penjara, Terungkap Lewat WhatsApp
Maka dari itu Ilham meminta kepada seluruh pihak untuk memahami amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
“Jangan sampai kita latah untuk menyebutkan/mempublikasikan identitas anak yang berhadapan dengan hukum, baik anak pelaku, anak korban maupun anak saksi, karena ada unsur pidananya bila kita mempublikasikan identitas anak tersebut sebagaimana tercantum dalam pasal 97 UU SPPA,” tambah Ilham.
“Saya juga ingin menambahkan agar orangtua atau keluarga anak yang disangkakan sebagai pelaku tindak pidana agar segera meminta pendampingan kepada Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Bapas Kelas I Jambi agar dalam setiap proses pemeriksaan anak pelaku berjalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku sebagaimana tercantum dalam pasal 24 Ayat 1 UU Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,” tutup Ilham. (***/Syah)