Ungkap.co.id – DPRD Kabupaten Tebo menjalankan fungsi legislasi nya, yakni memfasilitasi dan menggelar audiensi antara Aliansi Masyarakat Peduli Pembangunan Tebo (AMPPT) bersama pemerintah Kabupaten Tebo.
Kegiatan itu berlangsung yang berlansung di ruang rapat Badan Anggaran DPRD pada Senin (19/7/2021).
Dalam hal ini, Pemkab Tebo diwakili Sekda Teguh Arhandi, bersama OPD teknis, kepala Bappelit Bangda, Hendry Nora, kepala Bakeuda, Nazar Efendi, dan Plt. Kadis PU, Sardi.
Sekda Teguh Arhandi mengatakan, dasar rencana penggelontoran dana pinjaman hutang program PEN pemerintah kabupaten Tebo tahun 2021 ini adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Ada dua hal mendasar, yakni pertama, masa jabatan Bupati Sukandar tinggal satu tahun berjalan. Sedangkan yang kedua, fokus kegiatan dua kecamatan, Muara Tabir dan Serai Serumpun yang mana pembangunannya belum tercapai berdasar rencana strategis yang dibuat.
”Perlu diketahui bahwa masa jabatan bupati kita tinggal setahun. Sementara setelah dievaluasi dalam RPJMD ada dua kecamatan, Muara Tabir dan Serai Serumpun yang belum tercapai dalam RPJMD tersebut,” ungkap Taguh.
Setelah ada peluang pinjaman PEN ini, maka pemerintah mencoba untuk mengajukan. Karena yang mengajukan bukan hanya Tebo, itupun harus melalui seleksi dan belum tentu disetujui.
”Memang Pemda berniat menyelesaikan hutang-hutang yang terdaftar dalam RPJMD. Dalam renstra yang telah disepakati. Karena kondisi Covid-19, anggaran rencana pembangunan yang telah disetujui sebelumnya terkena refocussing anggaran, sampai pada tahun 2020 sebesar pergeseran hampir 61milyar, tahun 2021 sebesar 18 Milyar, sehingga banyak pekerjaan rumah yang tertunda,” katanya.
Baca Juga : DPRD Gelar Paripurna tentang Ranperda dan LKPJ Pelaksanaan APBD Tebo 2020
Sementara itu, dalam kesempatan audiensi tersebut dihadirkan juga pihak kedua kecamatan beserta kepala-kapala desa diwilayah itu. Camat Muara Tabir, Syamsul Hidayat mengatakan ada dua desa, Tanah Garo dan desa Olak Kemang di Muara Tabir yang belum tersentuh pembangunan infrastruktur. Dengan rencana pemanfaatan dana pinjaman PPEN ini telah membicarakan bagaimana mencabut atau mengalihkan anggaran DAK disana.
”Dengan anggaran DAK 11 milyar kapan tuntasnya pembangunan Tebo. Cara cepatnya, PEN masuk selesai pembangunan Muara Tabir, DAK keluar. Yang berat -berat pakai dana PEN, penerimaan dana yang masuk ke Kas daerah itu macam-macam, ada DAK, DAU, PAD, pemanfaatannya tinggal kita bagi, PEN mereknya saja yang berbeda, penggunaannya itu juga,” ucap Dayat.
Menurut Dayat, PR kami hanya infrastruktur jalan desa olak kemang – Tanah Garo, Bangun Sranten – Pintas Tuo. Kalaupun ada pertimbangan lain seperti pembagian porsi anggaran supaya merata, dikatakanya, sama saja tidak akan menyelesaikan pembangunan di Muara Tabir.
”Sama saja nanti tidak akan selesai, saya tidak akan menerimanya. kalau sekaligus dikerjakan kami siap tidak menerima anggaran untuk infrastruktur karena sudah selesai yang kami inginkan. Kami hanya ingin pembangunannya selesai, terserah Pemda strateginya mau gunakan dana apa,” katanya. (Dik)