Tak Miliki Izin Pengangkutan, Puluhan Burung Pelatuk Dilepasliarkan di Hutan Kota Jambi

Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Jambi bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, melepasliarkan burung jenis Pelatuk yang tidak memiliki izin berkaitan dengan pengangkutan burung. (Syah)

Ungkap.co.id Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Jambi bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, melepasliarkan burung jenis Pelatuk yang tidak memiliki izin berkaitan dengan pengangkutan burung.

Pelepasan liar ini bertempat di kawasan wilayah hutan pemeliharaan Kota Jambi, Jumat (11/10/2024).

Bacaan Lainnya

Direktur Polairud Polda Jambi Kombes Pol Agus Tri Waluyo, mengungkapkan bahwa burung-burung tersebut didapati pada hari Kamis kemarin, 10 Oktober 2024.

Disaat personil melaksanakan patroli rutin dan pemeriksaan terhadap angkutan perairan di kawasan perairan Sungai Batanghari, Kota Jambi.

“Saat melaksanakan pemeriksaan rutin terhadap salah satu speedboat yang sedang mengangkut penumpang, personil menemukan empat buah kotak yang diduga berisikan lebih kurang 40 ekor burung jenis Pelatuk, tanpa dilengkapi dengan dokumen, yang diterima oleh seseorang berinisial DP. Menurut keterangan dari DP, burung pelatuk ini akan dikirim kembali ke Kabupaten Kerinci,” ujar Agus.

Baca Juga : Lomba Burung Berkicau JADI Cup 1 Berlangsung Sukses

Dikarenakan saat dilakukan pemeriksaan oleh personil, pemilik burung tidak dapat menunjukan dokumen ataupun surat izin administrasi tentang pengangkutan burung tersebut. Sehingga pemilik burung beserta puluhan burung tersebut dibawa ke Mako Ditpolairud Polda Jambi untuk diamankan.

“Setelah diamankan di Mako Ditpolairud, kami lalu menghadirkan pihak dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi untuk dilimpahkan. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam, ternyata burung tersebut bukan termasuk jenis hewan yang dilindungi. Karena pemilik tidak memiliki surat izin berkaitan dengan pengangkutan burung, sehingga burung tersebut dilepasliarkan ke habitatnya,” pungkasnya. (Syah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *