Ungkap.co.id – Seorang pengemudi ojek online perempuan bernama Ipeh yang setiap hari mengaspal di jalanan Kota Jambi tak hentinya mengucapkan syukur atas uluran tangan dari Bhayangkari Daerah Jambi.
Dirinya menceritakan, bagaimana sebagai ibu tunggal ia harus ikut bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup di rumah. Sejak pagi ia sudah mengantar penumpang ke berbagai sudut kota, melawan terik matahari, debu, hingga tatapan sinis sebagian orang yang meragukan kemampuannya.
“Kadang kalau hujan deras, saya tetap jalan. Kalau berhenti, berarti tidak ada uang masuk. Anak-anak di rumah tetap butuh makan,” ujar Ipeh lirih sambil menghela napas.
Bagi Ipeh dan banyak ojol perempuan lainnya, hidup adalah perjuangan. Mereka tak hanya berperang dengan kerasnya jalanan, tapi juga harus menghadapi rasa khawatir setiap kali menarik orderan malam.
“Waktu baru menjadi ojek online pernah saya mendapat penumpang laki-laki yang bikin saya takut, tapi sekarang saya sudah terbiasa, apalagi mendapat orderan di tengah malam, pekerjaan ini satu-satunya cara untuk menambah penghasilan keluarga, mengingat saya mempunyai 2 orang anak dan sebagai orang tua tunggal,” tambahnya.
Namun, di balik semua keluh kesah itu, ada secercah harapan yang datang tepat di bulan September ini. Dalam rangka memperingati Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) ke-73, Bhayangkari Daerah Jambi menggelar bakti sosial dan memberikan bantuan kepada para pengemudi ojol perempuan.
Baca Juga : Diduga Oknum Bhayangkari Tipu 30 Orang Senilai Rp4,5 Miliar, Kini Ditangkap Polda Jambi
Ucapan syukur yang tak henti ketika paket sembako diserahkan. Para driver ojek online tak mampu menyembunyikan rasa syukurnya.
“Alhamdulillah, bantuan ini sangat membantu. Harga kebutuhan sekarang makin mahal, jadi paket ini benar-benar meringankan,” ucapnya sambil memeluk erat bungkusan yang ia terima.
Ketua Bhayangkari Daerah Jambi, Ny. Evi Krisno, mengatakan bahwa kepedulian ini adalah bentuk penghargaan bagi perempuan tangguh di jalanan.
“Kami ingin hadir di tengah mereka, mendukung perjuangan ibu-ibu ojol yang dengan segala keterbatasan tetap berjuang demi keluarga. Mereka adalah pahlawan keluarga yang patut kita hormati, mereka perempuan tangguh yang tanpa kenal lelah,” ujarnya penuh empati.
Bagi para ojol perempuan, bantuan ini bukan sekadar beras, minyak, atau gula. Ada rasa dihargai, ada dukungan moral yang membuat mereka kembali kuat untuk melanjutkan perjalanan hidup.
Di jalanan, suara klakson dan hiruk pikuk kendaraan tak pernah berhenti. Namun di hati para rekan-rekan ojol perempuan, hari itu berbeda.
Ada senyum yang merekah, ada semangat baru yang tumbuh, seolah mengatakan, mereka tidak sendirian dalam perjuangan. (IR)