Ungkap.co.id – Dalam rangka upaya mencegah dan menangkal paham radikalisme dan terorisme, khususnya di Kota Jambi, Pasi intel Kodim 0415/Jambi, Mayor Inf Widi Purwoko, SE menyampaikan materi tentang bahaya radikalisme kepada tokoh-tokoh elemen masyarakat pada kegiatan silaturahmi kebangsaan yang diselenggarakan oleh Kodim 0415/Jambi di Telanai meeting room Hotel Ratu Legok, Danau Sipin, Selasa (6/9/2022).
Dalam pandangan masyarakat, baik masyarakat kalangan bawah maupun atas seakan telah mengenal kata radikalisme, merupakan kata yang tidak baik dan harus dihindari karena bahaya. Untuk saat sekarang, radikalisme lebih mengarah kepada kelompok agama yang menyukai kekerasan.
Radikalisme bisa diartikan sebagai paham atau aliran agama yang menginginkan perubahan baik sosial maupun politik secara drastis dengan kekerasan.
Pasi intel mewanti-wanti kepada audien untuk bersama-sama mewaspadai paham tersebut terutama kepada para pemuda, penerus generasi bangsa. Adanya gerakan radikalisme tentu akan menjadi racun pada pikiran anak bangsa. Mereka adalah generasi penerus yang sebaiknya diberikan contoh yang baik.
Kewaspadaan harus lebih diberikan kepada kelompok milenial ini karena ketidakstabilan emosi dan seringnya terpancing emosi untuk melakukan penyerangan balik. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran terhadap para generasi penerus selanjutnya.
Baca Juga : Peroleh Hak Bersyarat, 58.054 Napi Sepanjang Tahun 2022 Bebas
Menurut Mayor Widi, ada beberapa bahaya yang ditimbulkan akibat paham radikalisme yang berkembang di masyarakat, diantaranya:
1. Memakan banyak nyawa.
2. Meresahkan banyak umat.
3. Menimbulkan banyak kerusakan.
4. Menimbulkan kerugian ekonomi.
5. Menghilangkan rasa saling kasih sayang.
6. Menghancurkan nasionalisme bangsa.
7. Mencoreng nama baik Islam.
8. Mencuci pikiran anak bangsa.
Yang dilakukan oleh para pelaku tindak teroris ataupun paham radikalisme akan menyebabkan anak bangsa dengan tidak langsung berpikir keras.
“Anak muda pemikirannya masih susah terkendali, sehingga jika ada yang melakukan penyerangan, sering mereka terpancing untuk melakukan balasan,” ujar Widi.
Menurutnya, secara mandiri, masing-masing dari dapat melakukan upaya untuk mencegah paham radikalisme, yakni dengan menanamkan jiwa nasionalisme, berpikiran terbuka dan toleran.
“Selanjutnya waspada terhadap provokasi dan hasutan serta memberikan pengawasan dan membatasi pergaulan kepada anak-anak keturunan kita,” tegasnya. (Syah)