Ungkap.co.id – Kayu jati merupakan salah satu tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat di Kabupaten Belu, sehingga dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk membuat bahan kebutuhan rumah tangga berupa kursi, meja, lemari dan ranjang, baik digunakan sendiri maupun untuk diperjual-belikan.
Banyaknya sisa limbah pengolahan kayu jati tersebut dimanfaatkan oleh personel Satgas Pamtas RI-RDTL sektor timur Yonif Raider 142/KJ bersama pemuda sekitar untuk membuat kerajinan pigura di Jalan Meo Otu Hale Kelurahan Umanen Kecamatan Atambua Barat Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas Yonif R 142/KJ Letkol Inf Ikhsanudin, S.Sos.,M.M dalam rilis tertulisnya di Atambua Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur, Sabtu (16/5/2020).
Dikatakan Dansatgas, limbah pengolahan kayu jati banyak terdapat di sekitar Atambua Kabupaten Belu, sehingga tidak sulit untuk mendapatkan bahan baku dalam pembuatan kerajinan pigura.
“Kami berharap ilmu pengetahuan tentang kerajinan tangan pembuatan pigura ini dapat didalami oleh pemuda sekitar, selain dapat digunakan sendiri untuk hiasan didinding di rumah, pigura juga memiliki nilai jual sehingga akan dapat menambah pendapatan masyarakat di sekitar wilayah perbatasan RI-RDTL,” ungkapnya.
“Selain bahan baku yang mudah didapat yaitu dari sisa pengolahan limbah kayu jati di sekitar Atambua, cara pembuatannya juga tergolong tidak lama yaitu sekitar satu hingga dua minggu, bila ditekuni dengan serius maka akan lebih cepat,” tegasnya.
Lebih lanjut dikatakan, pembuatan kerajinan pigura yang dilakukan di Mako Satgas oleh Praka Azmi bersama 3 orang rekannya adalah untuk kenang-kenangan mereka dari penugasan di Nusa Tenggara Timur, sementara itu Agusto Fernandez Dorego (16), Matius Dossantos (14) dan Anton Bissik (13) belajar untuk mendapatkan ilmu pembuatan kerajinan tangan pembuatan pigura.
“Bahan yang digunakan antara lain sisa pengolahan kayu jati, triplek, lem fox, cat pernis, kain beludru dan plastik bening,” jelasnya.
“Alat-alat yang diperlukan antara lain, gergaji potong, gergaji ukir, gunting, penggaris dan kuas yang akan digunakan untuk mengunakan cat pernis,” tambahnya.
Dirinya berharap wabah COVID – 19 yang terjadi saat ini tidak menjadi penghalang masyarakat untuk mengembangkan bakat dan kreatifasnya, dengan selalu memperhatikan protokoler yang telah disampaikan oleh Pemerintah.
Di tempat terpisah, Praka Azmi mengharapkan motivasi yang tinggi dari warga sekitar Mako Satgas untuk mempelajari kerajinan tangan pembuatan pigura, sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar wilayah perbatasan.
“Besar harapan kami terhadap minat dan motivasi warga sekitar, sehingga kerajinan tangan pembuatan pigura ini dapat dikembangkan menjadi usaha kecil dan menengah guna meningkatkan perekonomian warga sekitar perbatasan RI-RDTL,” tandasnya. (Isy)