Ungkap.co.id – Selain tahun baru Imlek, masyarakat Tionghoa juga memiliki tradisi lain, yaitu Ceng beng. Tradisi Ceng beng atau ziarah kubur bagi warga keturunan Tionghoa bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar anggota keluarga.
Selain untuk mengenang dan memuliakan orang tua atau leluhur yang sudah meninggal dunia, tradisi ini juga sebagai sarana berkumpulnya saudara, kerabat dan anak-anak para warga keturunan meskipun sudah berbeda agama dan keyakinan.
Tidak sedikit kerawanan yang mungkin muncul saat pelaksanaan Ceng beng. Mulai dari aksi pemalakan, gangguan saat ziarah maupun kejadian kriminal lainnya terhadap para pengunjung warga keturunan Tionghoa, yang notabene dari kalangan menengah keatas.
Koramil 415-09/Telanaipura sebagai Kowil yang intens terhadap pelaksanaan Binter di wilayah, berusaha hadir untuk memberikan kenyamanan kepada para peziarah, sebagai bentuk toleransi selaku warga negara Indonesia dan antar pemeluk agama.
Baca Juga : Babinsa Koramil Telanaipura Sosialisasi Vaksinasi bagi Usia 6-11 tahun
Danramil Mayor Inf Widi Purwoko, SE menegaskan akan membantu pelaksanaan Ceng beng sesuai hasil koordinasi dengan panitia pelaksana kegiatan hingga akhir puncak acara, yang jatuh pada setiap tanggal 5 April mendatang.
“Ceng Beng sebagai tradisi warga keturunan Tionghoa, sudah sepatutnya kita bantu pelaksanaannya, agar terwujud kenyamanan dan terhindar dari gangguan. Hal serupa juga pernah kita lakukan kepada umat beragama lainnya, seperti ziarah kubur jelang datangnya bulan suci Ramadan,” tutur Widi.
Pada kesempatan tersebut, Widi berharap dan mengimbau kepada para peziarah atau yang merayakan Ceng beng, bahwasanya dalam suasana pandemi seperti sekarang ini, agar terus mengikuti dan mengedepankan Prokes Covid-19 secara ketat, sehingga klaster baru Ceng beng tidak akan muncul, tutupnya. (***)