Oleh : Musri Nauli
“Bang, dari kantor bang sarbaini, ya”, kata driver ojek online (ojol) ketika aku mulai memasuki kendaraan.
Sengaja menggunakan kendaraan ojol setelah habis sidang dari luar kota. Setelah habis sidang kemudian diantarkan ke posko tim advokasi.
“Iya”, kataku. Sengaja HP kuletakkan. Memulai pembicaraan ramah dari sang driver.
“Ada apa “, kataku penasaran.
“Di antar ke Lorong H Ibrahim, ya, bang”, katanya ramah. Sembari memulai pembicaraan.
“Iya’, kataku penasaran. Padahal aplikasi sudah menunjukkan rute dengan baik.
“Ada apa “, kataku semakin penasaran.
Baca Juga : Perjalanan Betuah 22
“Saya pernah jemput orang dari kantor itu, bang”, ramah sang driver melanjutkan pembicaraan.
“katanya orang Walhi”, sambungnya.
Hmm.. Aku teringat. Memang ada “orang Walhi” ke kantorku. Beberapa waktu yang lalu. Sebelum akhir tahun.
“Iya. Saya tau”, kataku sembari penasaran. Betul-betul daya ingat driver ini sangat baik.
“Katanya ada gugatan di MK, ya, bang”, sambungnya. Nah. Kali ini dia benar-benar penasaran.
“Iya. Tadi mempersiapkan bahan. Tidak ada yang istimewa. Gugatan biasalah”, kataku sembari menatap luar. Melihat lalu lintas. Lalu lintas sedikit macet didepan Polda Jambi.
“Saya senang Al haris menang, bang. Dia orang biasa. Banyak yang tidak menyangka kemenangannya”, katanya bangga.
Baca Juga : Perjalanan Betuah 36
“Saya yakin, berjalan dengan Pak Dul, ada barokahnya, bang”, katanya semangat. Pak dul adalah panggilan akrab Abdullah Sani. Wakil Gubernur Jambi terpilih 2021-2024.
Memang ditengah masyarakat, panggilan akrab Abdullah Sani berbeda-beda. Ada yang memanggil Pak Dul. Kependekkan dari Dullah atau Abdulah. Ada juga menyebutkan “Mbah Yai’. Ada juga memanggil dengan “kiayi”. Tapi saya lebih suka panggilan “yai Sani”.
Aku diam. Mendengarkan pembicaraan sang driver yang semangat membahas pilkada.
“Bayangkan, bang. Waktu Pilwako kemarin, Pak Dul hampir saja menang. Suaranya bulat untuk pak Dul. Sedikit saja, bisa menang”, katanya semangat.
“Saya dari dulu pendukung Pak dul, bang”, lagi-lagi sang driver lancar bercerita.
“Ha.. ha.. Ha.. Tim sukses Pak dul, ya”, kataku tidak dapat menahan tawa.
“Iya, bang. Dari dulu kami memilih Pak dul tuh-lah”, katanya senang.
“Tapi kalo melihat Pak Haris, kayaknya dia orang sederhana, ya, bang”, katanya penasaran.
“Ha.. ha.. Ha.. memang dia dari keluarga sederhana. Bahkan dia bagian dari kita. Makanya yang dilakukannya bukan pencitraan. Tapi memang dia begitulah apa adanya”, kataku bercerita.
Tidak lupa kisah tentang Aspri atau Driver yang sering kehilangan Al Haris dipagi hari. Padahal Al haris sering menyetir sendiri mobil. Melewati pekatnya pagi.
“Tapi saya salut dengna tim Pak haris, bang. Anak muda-muda”, katanya menimpali.
“Iya. Tim Al haris memang loyalis tulen. Anak muda yang punya gagasan. Mereka semangat sekali mengurusi Pilkada nih”, kataku.
“Iya, bang. Orang Jambi banyak tidak percaya Pak haris menang. Tapi saya yakin. Karena dia Bersama Pak Dul. Kami yakin tuh, bang”, katanya menegaskan.
“Oh. Syukurlah. Bagaimanapun di dunia ini memang ada manusia beruntung. Perhitungan manusia tidak bisa dijangkau melihat orang beruntung. Nah. Percayalah. Kadang ada rahasia yang tidak bisa kita hitung”, kataku memberi semangat.
“Iya, bang. Semoga nanti kita diberkah oleh Tuhan”, katanya menutup pembicaraan.
“Doakan, ya”, kataku sembari turun dari mobil.
Ah. Awal tahun baru dimulai dari cerita yang baik. Semoga akan dirasakan hingga akhir tahun.