Ungkap.co.id – Lembaga survei nasional Indikator, di bawah pimpinan Direktur Eksekutif Burhanuddin Muhtadi, Ph.D mengeluarkan rilis terbarunya terkait Pilkada Kabupaten Bungo, Jambi. Survei dilakukan tanggal 15-20 November 2020.
Dalam rilisnya disampaikan jika pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bungo diadakan ketika survei dilakukan, pasangan H Mashuri SP,.ME dan H Safrudin Dwi Apriyanto S.Pd unggul signifikan dari pesaingnya, pasangan H Sudirman Zaini, SH, MH dan Dr. Erick Muhammad Hendrizal SE, MM.
Dalam simulasi dua pasangan nama dengan menunjukkan spesimen surat suara yang memuat nama, foto dan nomor urut pasangan calon, pasangan H Mashuri SP,.ME dan H Safrudin Dwi Apriyanto S.Pd dipilih oleh sekitar 61.5%, dan pesaingnya di posisi 29.8%, jaraknya sekitar 31,7%. Sementara kelompok yang masih mengambang, belum bisa menunjukkan pilihannya tampak sudah hampir habis, tinggal sekitar 8.7%.
Menurut Burhanuddin Muhtadi, popularitas merupakan hal mendasar dalam politik elektoral, tidak mungkin dipilih jika tidak dikenal. Populer juga belum tentu dipilih jika ada calon lain yang lebih disukai. Oleh karena itu populer saja tidak cukup, citra personal calon juga harus positif, sehingga lebih disukai dibanding calon lain, dan kemudian dipilih.
Berdasar temuan survei Indikator, Politik Indonesia di Kabupaten Bungo, H Mashuri SP,.ME merupakan tokoh dengan popularitas paling tinggi dibanding nama calon lain, hampir semua pemilih tahu H Mashuri SP,.ME, 99%. Kemudian H Sudirman Zaini, SH, MH, namanya sudah dikenal oleh sekitar 93.7%, H Safrudin Dwi Apriyanto S.Pd 72.8%, dan Dr. Erick Muhammad Hendrizal SE, MM 65.1%.
Selain paling populer, H Mashuri SP,.ME juga memiliki tingkat kedisukaan paling tinggi di antara pemilih yang mengenal masing-masing nama. “Sekitar 83.5% dari pemilih yang mengenal sekaligus suka kepada H Mashuri SP,.ME. Sedangkan H Sudirman Zaini, SH, MH disuka oleh 75.1% yang mengenalnya, H Safrudin Dwi Apriyanto S.Pd 70.7%, dan Dr. Erick Muhammad Hendrizal SE, MM disuka oleh sekitar 55.7% pemilih yang mengenalnya,” ungkap Direktur Eksekutif Indikator.
Dalam temuan survei tersebut, tingkat kedisukaan terhadap calon merupakan akumulasi dari citra personal calon di mata pemilih. H Mashuri SP,.ME lebih disukai terutama karena memiliki citra personal yang lebih positif ketimbang pesaingnya, H Sudirman Zaini, SH, MH.
“H Mashuri SP,.ME lebih positif pada citra perhatian pada rakyat, jujur, bisa dipercaya dan bersih dari korupsi, tegas dan berwibawa, dan mampu dalam memimpin,” tambahnya.
Pemilih, akan memiliki kesan terhadap calon jika sudah mengenalnya. Akan menyukai jika kesan yang ditimbulkan positif, dan sebaliknya jika kesan yang ditimbulkan semakin kurang positif. Dan kuantitasnya akan ditentukan dari seberapa jauh tiap kandidat bisa menjangkau pemilih. Karena pemilih pada umumnya bersifat pasif, oleh karena itu paparan sosialisasi calon lebih bersifat satu arah, dari calon kepada pemilih. Jarang sebaliknya, pemilih secara aktif mencari tahu tentang calon.
“Di dalam survei ini, kinerja H Mashuri SP,.ME sebagai petahana (incumbent) juga tampak stabil, tingkat kepuasannya diatas 76.1%. Sementara yang kurang puas dan tidak puas 18,2%. Tingkat menginginkan kembali sebagai petahana 63.6% dan yang tidak menginginkan kembali 21.4%,” terang Burhanuddin.
Dengan demikian, menjadi konsiten mengapa hingga sejauh ini pasangan H Mashuri SP,.ME dan H Safrudin Dwi Apriyanto S.Pd unggul jauh ketimbang pesaingnya, karena ia unggul dalam menjangkau pemilih, baik dalam memperkenalkan diri maupun dalam membangkitkan kesan positif personalnya.
Dan jika respon dari pihak lawan tidak mengalami perbaikan, maka kemungkinan besar pasangan H Mashuri SP,.ME dan H Safrudin Dwi Apriyanto S.Pd akan menang dalam Pilkada Kabupaten Bungo Desember mendatang.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Kabupaten Bungo yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Asumsi metode simple random sampling dengan responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error–MoE) sekitar ±3.5% pada tingkat kepercayaan 95%.
“Sampel berasal dari seluruh kecamatan yang terdistribusi secara proporsional. Dan responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih,” tutup Burhanuddin Muhtadi, Ph.D, Direktur Eksekutif Indikator.(TMC)