Ungkap.co.id – Hari itu mentari pagi mulai melebarkan sinarnya, hingga membuat awan hitam menjauh pergi entah kemana.
Suara aktivitas manusia mulai terdengar lantang di telinga, dan begitupun juga suara bising kendaraan yang lalu lalang memaksa aku untuk bergegas mandi pagi untuk menyongsong hari yang indah ini.
Selepas berkemas aku berangkat pergi untuk melihat alam yang indah di bumi langkah serentak limbai seayun ini.
Ya, pergi menelusuri desa yang terletak di ujung Kabupaten Bungo. Melihat, menikmati, dan berbaur dengan alam terasa indah hingga ke kalbu.
Hangatnya mentari pagi membuat hati selalu bernyanyi, seakan memacu hidup yang penuh motivasi. Motor butut yang aku kendarai tidak pernah buat aku emosi dan tak terasa pula perjalanan yang ditempuh sekitar 90 KM dari kota Muara Bungo ini sampai ke tempat tujuan.
Ya kali ini aku jelajahi alam Desa Aur Cino, Kecamatan Bathin III Ulu dengan seorang diri dan hanya motor butut dan kusam kesayanganku yang setia menemani.
Desa terakhir yang terletak di ujung Kabupaten Bungo dan Kecamatam Bathin III Ulu ini menyimpan banyak potensi wisata alam.
Salah satunya adalah sungai Batang Senamat. Sungai yang dihiasi batu-batu yang besar, air yang jernih, tidak ada sampah rumah tangga, apalagi sampah pabrik yang mengotori, tidak terlalu dalam dan tidak pula terlalu deras, serta tentunya sangat cocok sekali untuk kita menjelajahinya.
Hanya terdengar suara derunya air yang kejar mengejar menghantam batu yang besar dan ditemani pula kicauan burung dari kedekatan di atas pohon- pohon sepanjang aliran sungai Batang Senamat ini.
Pasti bisa membangkitkan gairah yang sebelumnya mati suri dan menghidupkan kembali mimpi-mimpi yang mungkin sudah lama tenggelam dalam lautan emosi yang dalam.
Duduk seorang diri di atas batu sungai yang besar dengan tatapan mata tertuju pada ikan-ikan kecil yang saling berebutan roti yang aku lempar, hingga membuat pikiran aku terfokus satu arti, ya begitu besar karunia Ilahi.
Terdengar bunyi dalam perut aku yang menang terdengar dari suaranya air, rupanya kode keras kalau aku sudah lapar. Pantas saja, jam sudah menunjukkan pukul 14.00 dan memang sudah lebih dari waktunya makan siang.
Kubuka tempat makanan yang sudah aku persiapkan dari rumah. Kusantap perlahan, sambil menikmati situasi air yang menghasilkan seribu inspirasi.
Nafsu makan aku semakin bertambah dan tak sadar pula makanannya sudah habis. Ya, semua itu dihipnotis oleh suasana alam yang indah ini.
Selepas makan aku langsung nyebur ke sungai, terasa hingga membuat pikiran aku nyaman, aku berenang sepuas-puasnya. Dari ujung sana hingga ujung sini dan dari batu yang satu ke batu yang besar lainnya. Benturan derasnya arus tak menjadi nyali aku ciut, malah membuat aku bersemangat untuk menaklukkannya.
Wow!!! Sungguh indah hidup ini.
Tak sadar dan terasa matahari mulai menjauhkan sinarnya, rupanya hari sudah sore.
Motor kunyalakan, akupun bergegas pulang, karena jarum jam sudah membatasi perjalanan aku.
Di dalam perjalanan pulang, terbesit dalam benakku “begitu besar dan indahnya Tuhan menciptakan alam semesta ini, kita harus dan wajib untuk menjaga alam agar tetap lestari”.
Kutinggalkan seribu cerita dan satu kenangan indah yang tak pernah lupa dalam ingatan dan semoga cerita dan kenangan indah ini tetap ada sampai dengan anak, cucu, dan cicit nanti. Amin.
Tunggu cerita yang lainnya hanya di ungkap.co.id.
Untuk sahabat ungkap.co.id yang ingin mengirimkan ceritanya, silahkan kirim ke email ungkapcoid@gmail.com
Redaksi : Andika