Peserta Sharing Session BPJN Jambi Antusias Dapatkan Transfer Ilmu Geofoam di Tol Baleno

Tingginya antusias 60 peserta ‘Sharing Session’ di Tol Bayung Lencir-Tempino (Baleno) Seksi 3 tak bisa bohongi. Mereka tampak sangat tertarik dengan ide Geofoam dan transfer ilmu ‘sharing session’ yang diinisasi oleh Balai Pelaksnaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi melalui Satker Pembangunan Jalan Bebas Hambatan (PJBH) pada Selasa (30/7/2024) lalu. (Ist/Syah)

Ungkap.co.id Tingginya antusias 60 peserta ‘Sharing Session’ di Tol Bayung Lencir-Tempino (Baleno) Seksi 3 tak bisa bohongi. Mereka tampak sangat tertarik dengan ide Geofoam dan transfer ilmu ‘sharing session’ yang diinisasi oleh Balai Pelaksnaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi melalui Satker Pembangunan Jalan Bebas Hambatan (PJBH) pada Selasa (30/7/2024) lalu.

Panasnya matahari pada siang hari Selasa itu membuat gentar para peserta karena ada ilmu baru yang disuguhkan perwakilan Kementerian PUPR di Jambi itu.

Bacaan Lainnya

Para akademisi yang sudah paham teori dan praktisi pembangunan jalan dibuat kagum dengan ide yang diambil BPJN Jambi dalam hal penerapan Geofoam di lintasan Baleno seksi 3. Awalnya mereka dibekali presentasi dari pihak BPJN di Swiss Bell Hotel Jambi, lalu peserta dibawa dengan 2 Bus AKAP menuju lokasi tol impian Jambi itu.

Lalu setibanya di Direksi Keet Tol di Sebapo, Muaro Jambi peserta diberikan helm dan rompi sebagai pedoman wajib Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Tak hanya itu, tim yang didalamnya termasuk kontraktor Tol Hutama Karya juga menjelaskan tata tertib saat di lokasi pekerjaan Tol.

Baca Juga : Terkait Kapal Tongkang Tabrak Jembatan, BPJN Jambi Sebut Masih Aman Dilalui

Peserta Sharing Session itu berasal dari Pejabat lapangan BPJN Jambi, PPK lainnya, ada juga Dinas PUPR Provinsi, Universitas Batanghari, Universitas Jambi ada dari Himpunan Pengusaha Jalan Indonesia.

Salah seorang peserta yang ikut dalam sharing session ini, Akademisi Universitas Batanghari, Ir.Asmuni Jatoeb, MT mengapresiasi ide penggunaan Geofoam dan “Sharing Session” yang diinisiasi BPJN Jambi ini yang dipimpin oleh Kepala BPJN Ibnu Kurniawan ini.

“Untuk di Jambi merupakan sesuatu yang baru, teknologi dan inovasi baru dan pembangunan jalan. Dan mungkin kedepannya bukan hanya untuk jalan sama, lantaran Geofoam bisa dimanfaatkan untuk hal lainnya. Seperti tembok penahan tanah yang berfungsi menahan beban timbunan sesuai fungsi mengurangi beban tanah,” ucap pria yang juga Wakil Ketua II Pengembang Jalan Indonesia (PJI) Provinsi Jambi ini.

Ia menilai metode pembangunan ini, setelah dijelaskan oleh pihak ahlinya, bisa digunakan pada jalan jalan Nasional, Provinsi atau Kabupaten nantinya.

“Karena kita tahu lahan di bagian Timur Provinsi Jambi lahannya tanah lunak, jadi untuk membuat jalan itu salah satu solusi dibandingkan mortar. Karena mortar lebih lama prosesnya. Geofoam ini pabrikasi dan pemasangan bisa lebih cepat, seperti panjang 6 meter, 1 kali pasang sudah 6 meter kubik. Ini salah satu solusi,” ucap Asmuni.

Baca Juga : BPJN IV Jambi Cor Jalan di Simpang Tanjung Lumut dan Simpang Gado-gado

Lanjutnya, jika soal efesiensi, jika dibandingkan tanah timbunan sangat bisa 0,7 ton per meter kubik, lalu beton bisa 2,4 ton. Sedangkan Geofoam hanya sekitar 30 kilogram per meter kubik.

“Artinya kalau ini kita pakai, 1 kubus 1×1 meter satu orang bisa mengangkatnya,” ucapnya.

Meski demikian, Asmuni bilang yang perlu diperhatikan adalah proteksi setelah Geofoam dipasang. Karena kelemehan material adalah minyak dan api. Untuk hal itu ia menyebut sudah mendapatkan penjelasan memuaskan dari BPJN dan pihak vendor terkait.

“Untuk hal itu sudah dijawab juga, karena Geofoam dilapisi di bagian ujungnya, kalau kena api dia tak merambat. Bahkan nanti di lokasi pemasangannya Geofoam dengan geo membran ditutup lagi. Ditutup dengan semen untuk mengurangi bahaya api. Penjelasannya ini bisa tahan 75 derajat celcius ketahanannya. Saya cukup mengapresiasi ide dan kegiatan ini,” ucapnya.

Baca Juga : Mulus, Jalan Simpang Ahok Hingga Buper Sungai Gelam di Rigid Beton BPJN Jambi

Lanjut Asmuni, dengan transfer ilmu kepada para PPK Dinas PUPR Pemerintah Daerah yang dilakukan ini, pekerjaan serupa bisa digunakan pada jalan jalan Nasional, Provinsi atau Kabupaten nantinya.

“Karena kita tahu lahan di bagian Timur Provinsi Jambi lahannya tanah lunak, jadi untuk membuat jalan itu salah satu solusi dibandingkan mortar. karena mortar lebih lama prosesnya. Geofoam ini pabrikasi dan pemasangan bisa lebih cepat, seperti panjang 6 meter, 1 kali pasang sudah 6 meter kubik. Ini salah satu solusi,” ucap Asmuni.

Sebelumnya, saat kunjungan rombongan disambut oleh pihak Satker PJBH. Untuk kunjungan Geofoam itu, PPK Pembangunan Jalan Tol Satker PJBH Provinsi Jambi Arief Budiarto mengatakan merupakan saran dari Kepala BPJN Jambi.

Di mana dilakukan semacam transfer ilmu kepada stakholder terkait itu. 60 orang peserta itu dibawa menggunakan 2 Bus AKAP, mereka berasal dari pejabat lapangan BPJN Jambi, PPK lainnya,ada juga Dinas PUPR Provinsi, Universitas Batanghari, Universitas Jambi ada dari Himpunan Pengusaha Jalan Indonesia.

Jalan tol pertama yang menggunakan geofoam adalah jalan tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu).

Jalan tol Jambi-Betung menggunakan geofoam karena terdapat bagian tanah yang labil berair, sehingga tidak bisa ditangani dengan urugan atau konstruksi biasa.

“Pengunaan geofoam ini kali kedua, yang pertama tol Cisumdawu, geofoam sendiri merupakan material expanded polystyrene berupa high density polysturene yang berbentuk balok-balok berbobot ringan dan tidak merubah kekuatan jalan yang kita bangun,” kata Benny.

Dia menambahkan teknologi geofoam ini sudah biasa diterapkan di luar negeri, terutama untuk menangani lapisan tanah yang labil.

“Teknologi geofoam yang diterapkan ini mampu mengurangi beban yang harus ditanggung oleh tanah dengan sangat signifikan,” sebutnya.

Baca Juga : Atasi Jembatan Tamiai Hubungkan Kerinci-Bangko Putus, BPJN Jambi Gunakan Balok Baja

Geofoam sendiri dapat digunakan untuk keperluan konstruksi berat, tahan lama dan umur pemakaian sangat panjang.

Benny menyebut pemasangan geofoam dan kualitasnya harus sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis tentang penggunaan material geofoam yang dikeluarkan oleh Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR.

“Pemasangan geofoam harus mendapatkan pengawasan supervisi dari aplikator yang memiliki keahlian atau pernah melakukan pekerjaan geofoam agar bisa mengarahkan para tenaga kerja untuk menyusun geofoam,” katanya.

Untuk pemasangan Geofoam saat ini masih berlangsung. Dan ditargetkan selesai pada Agustus.

Dijelaskan Benny, untuk waktu pemasangan, produktifitas sejauh ini dengan 30 tenaga kerja dalam 2 shift dapat mencapai 300 – 400 m3 perhari.

”Saat ini total tenaga kerja sebanyak 100 orang dengan produktifitas hariannya mencapai 900 – 1200 m3 per hari,” ucapnya. (*/Syah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *