Ungkap.co.id – Lapas Kelas IIB Muaro Tebo mendadak panas, pasalnya ada satu warga binaan diduga terjangkit Covid-19. Warga binaan yang lain menginginkan warga binaan yang terjangkit Covid-19 tersebut segera dikeluarkan. Diikuti oleh warga binaan yang lain berbuat anarkis dengan merusak dan membakar fasilitas lapas, serta memberontak ingin keluar dari Lapas kelas II B Muara Tebo.
Agar situasi tidak terus memanas, Kalapas meminta bantuan mengamankan dan mengendalikan Lapas karena terjadi kerusuhan. Mendapat informasi itu Kapolres Tebo memerintahkan Kabag Ops agar mengumpulkan personel untuk mengendalikan dan mengamankan kerusuhan dilapas.
Setelah mendapatkan perintah dari Kapolres Tebo, Kabag ops langsung menghubungi para Kabag, Kasat, Kasi dan Kapolsek Tebo Tengah beserta seluruh personelnya untuk melakukan PLB di lapangan apel Mapolres Tebo.
Setelah anggota berkumpul di lapangan apel untuk memberikan arahan dan menyiapkan peralatan Dalmas lengkap beserta mobil AWC dan memerintahkan Katimsus untuk menyiapkan peralatan lengkap Timsus.
Setibanya di lokasi, personel negosiasi dengan warga binaan kedalam lapas, namun negosiasi dengan warga binaan tidak berhasil, warga binaan semakin anarkis.
Dengan anarkisnya para warga binaan, membuat mobil AWC dan mobil Damkar siaga di pintu masuk, untuk mengantisipasi keributan semakin hebat.
Masa yang semakin anarkis dan melakukan pembakaran, seketika personel melakukan penembakan flasball atau gas air mata agar masa terpukul mundur.
Setelah gas air mata ditembakan, warga binaan berhamburan mundur. Tidak sampai di situ, gas air mata ditembakan sebanyak dua kali agar masa benar- benar mundur. Di mana semua fasilitas lapas rusak dibakar masa.
Tapi tenang, aksi itu hanya simulasi semata, bukan kejadian yang benar. Simulasi itu diadakan untuk memantapkan para personel Polres Tebo jika terjadi hal serupa.
“Itu hanya pematangan saja, biasanya kita pakai aplikasi, sekarang kita coba langsung di lapangan, sehingga semua kondisi bisa dipelajari secara rinci,” ungkap Kapolres Tebo AKBP Abdul Havid Aziz, Rabu (22/4/2020).
Dia menambahakan jika simulasi digelar hanya lewat gambar dan aplikasi, tidak akan begitu efektif jika terjadi hal yang tidak diinginkan, maka dari itu Polres Tebo melakukan simulasi langsung.
“Kalau turun langsung, semua anggota bisa merasakan apa yang terjadi, sehingga bisa lebih bijak mengambil tindakan yang tidak merugikan,” tegasnya. (Isy)