Ungkap.co.id – Pangdam II/Sriwijaya, Mayjen TNI Yanuar Adil, memimpin langsung Serah Terima Jabatan (Sertijab) Danrem) 042/Gapu dari pejabat lama, Brigjen TNI Supriono kepada pejabat baru, Kolonel Inf Rachmat, Jum’at (24/11/2023) di Gedung Sudirman Makodam II/Swj, Jl. Jenderal Sudirman, KM 2,5 Kota Palembang.
Kolonel Inf Rachmat, adalah lulusan Akabri tahun 1993 sebelumnya berdinas sebagai Koorsmin Kasad. Sementara Brigjen TNI Supriono, akan pindah dan bertugas sebagai Staf Ahli Tingkat III Kasad Bidang Komsos di Jakarta.
Prosesi upacara Sertijab Danrem 042/Gapu ditandai dengan penyerahan tanda jabatan dan Tongkat Komando serta Tunggul Korem 042/Gapu oleh Pangdam II/Swj kepada pejabat baru Kolonel Inf Rachmat.
Acara Sertijab dihadiri sejumlah pejabat tinggi Kodam Sriwijaya hingga Persit.
Dalam amanatnya, Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Yanuar Adil mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Brigjen TNI Supriyono, atas pelaksanaan tugas, pengabdian serta kontribusinya yang begitu besar kepada Kodam II/Swj.
“Ucapan yang sama juga disampaikan kepada Ny. Supriyono yang dengan setia mendampingi suami dalam menjalankan tugas,” katanya.
Baca Juga : Cegah Pelanggaran, Korem 042/Gapu Gelar Penyuluhan Hukum
Selanjutnya, kepada Kolonel Inf Rachmad beserta istri, Pangdam mengucapkan selamat atas kehormatan dan kepercayaan yang diberikan oleh Pimpinan untuk menjabat sebagai Danrem 042/Garuda Putih.
“Segera beradaptasi dan merumuskan berbagai upaya inovatif untuk membangun dan mengembangkan satuannya. Dengan berbekal wawasan, pengalaman serta kemampuan yang dimiliki. Saya yakin saudara akan mampu mengemban amanah yang dipercayakan oleh pimpinan, bangsa dan negara ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Terkait dengan semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu Tahun 2024, Pangdam juga mengingatkan kembali kepada para Komandan Satuan agar menekankan kembali tentang komitmen netralitas TNI kepada seluruh prajurit dan PNS di satuannya masing-masing.
“Jangan sampai ada prajurit dan PNS Kodam II/Swj yang terjebak dalam politik praktis dan terseret oleh kepentingan-kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu yang berusaha mempengaruhi netralitas TNI”, tegasnya. (***)