Pembawaannya ramah, apa adanya dan mau berdikusi. Itulah kesan yang dirasakan oleh Willy Azan, Pemerhati Orang Rimba terhadap sosok Ketua Umum DPP Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) Albiner Sitompul saat bersama-sama melakukan penelitian tentang SAD (Suku Anak Dalam) di Provinsi Jambi beberapa waktu lalu.
Willy Azan merupakan salah satu pemerhati orang rimba yang bergabung dalam Alisan AL-JASSRA. Aliansi ini terdiri dari JBMI (Jamiyah Batak Muslim Indonesia), Kontra (Komite Reforma Agraria), STAI Ashanta Jambi (Sekolah Tinggi Agama Islam Ashanta Jambi), Badko HMI Jambi (Badan Kordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Jambi), KMB (Kelompok Makekal Bersatu), dan Forkomba (Forum Komunikasi Orang Rimba.
Willy menyebutkan, selama kurang lebih tiga bulan, mereka berada di pedalaman Provinsi Jambi, berpindah dari satu kabupaten ke kabupaten yang lain untuk melakukan penelitian terhadap suku pedalaman di daerah-daerah yang disebut oleh pemerintah Komunitas Adat Terpencil (KAT).
“Kami bertemu tanpa rencana di Jambi waktu itu. Saya dikabari teman katanya beliau (Albiner Sitompul) mau penelitian tentang SAD (Suku Anak Dalam) dan dari situ kami kemudian jalan bareng sampai dengan sekarang” ujar Willy Azan, Rabu (17/7/2019).
Menurut Willy, pengalaman hidup Albiner Sitompul saat bertugas di Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Sumut membuat beliau cukup mudah berinteraksi dengan siapapun termasuk saat bertemu dengan Orang Rimba.
“Selama berjalan dengan pak Haji (Panggilan akrab H. Albiner Sitompul) saya belajar banyak misalnya bagaimana metode berkomunikasi dan fokus terhadap sebuah rencana, pekerjaan dan harapan, beliau orang yang berani, pendobrak, sigap, mengayomi, kaya pengalaman tapi tidak mau menggurui dan bisa melebur dimana dengan siapa dan kapan saja. Itu tidak memuji karena memang itu yang saya lihat dan rasakan hingga sejauh ini” ujar Ketua Forum Komunikasi Orang Rimba di Jambi tersebut.
Willy melanjutkan, karena pola komunikasi yang dimiliki oleh Albiner Sitompul, mereka bisa dengan mudahnya bertemu dengan banyak kelompok Orang Rimba atau SAD. Padahal sebelumnya, tidak mudah ketemu dengan Orang Rimba dalam waktu singkat di banyak daerah atau wilayah.
“Beliau itu menurut saya, walau orang yang punya pangkat dan jabatan tapi tidak membeda-bedakan kelas. Selama perjalanan dengan beliau kami kadang tidur sama-sama di lantai, makan minum yang sama dengan Orang Rimba dan kadang dia yang kerap jadi sopir selama di lapangan hingga perjalanan darat kami dari Jambi ke Jakarta. Intinya, dia orang yang tulus, terbuka, mau mendengar dan orang yang berani mengambil sikap” pungkas Willy.
Sementara itu, Sekjen ALJASSRA, Muhammad Idris Siregar berharap, saat ini pihaknya sudah memfinalisasi hasil penelitian terhadap Suku Anak Dalam (SAD) tersebut. Salah satu rekomendasi yang dibuat berdasarkan penelitian tersebut adalah perlunya dibentuk Badan Nasional Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil atau BNPKAT.
“Kami berharap Presiden Jokowi bersedia menerima hasil penelitian ini dan menindaklanjuti rekomendasi yang sudah disusun,” harapnya.
Sementara terkait sosok Albiner Sitompul sendiri, dirinya menilai sangat layak untuk masuk dalam Kabinet Kerja Jilid II. “Beliau sudah seharusnya masuk dalam Kabinet Kerja Jilid II periode 2019-2024. Dirinya bisa menjadi pengayom bagi masyarakat adat terpencil, sehingga segala kebutuhan dalam kelangsungan hidup dapat di akomodir melalui lembaga yang di embannya,” tuturnya. (Isy)