Ketua Koalisi Parpol: Dua WTP dan Dua Adipura Adalah Bukti

Bupati H Mashuri membonceng istri Dr Hj Verawati Mashuri meninjau pembangunan jembatan Dusun Tanjung Candi Kecamatan Tanah Sepenggal Februari 2020 lalu. Foto : Dok

Ungkap.co.id – Membuktikan H Mashuri dan H Safrudin Dwi Apriyanto (HAMAS-APRI) berhasil membangun Kabupaten Bungo bagi Ayatul Farid tak begitu sulit. Pembuktian bagi politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini cukup dengan dua hal saja.

Pertama katanya, dari sisi pembangunan bisa dilihat dari dua kali menerima piala Adipura. Sementara, dari sisi pengelolaan keuangan bisa dibuktikan dengan dua kali menerima predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Bacaan Lainnya

“Saya rasa tidak akan dapat piala Adipura kalau tidak membangun. Lalu juga tidak akan dapat WTP kalau pengelolaan keuangan kacau balau,” ujar pria yang didaulat menjadi Ketua Tim Koalisi Parpol pendukung HAMAS-APRI ini.

Di dusun-dusun katanya juga bisa sama-sama dibuktikan. Bisa sama-sama dilihat hasil pembangunan dari program pemerintah selama ini yang salah satunya Program Dusun Membangun (GDM).

Banyak sekali katanya pembangunan yang sudah dilakukan. Membangun gedung-gedung madrasah, jalan rabat beton, jalan pertanian dan pembangunan fisik lainnya.

Itu sambung Ayat adalah bukti HAMAS-APRI sudah merealisasikan program pembangunan dari dusun ke kota. “Lalu kalau ada yang kurang terakhir itu bukan persoalan di daerah. Itu masalah dunia. Anggaran kita yang sudah ada ditarik lagi. Masih mending kita di Bungo tidak ada yang tidak makan. Kalau di luar sana mungkin bisa lebih parah lagi,” ulas Ayat.

Dari sisi pembangunan mental sambung Ayat ada program Berjemaah Subuh (Basuh). Mesjid yang sebelumnya tidak ramai, sekarang menjadi lebih ramai. Karena Bupati dan Wakil Bupati datang memotivasi warga untuk beribadah dan memakmurkan mesjid.

Termasuk katanya warga juga dengan sendirinya antusias untuk memperbaiki rumah ibadah. Malu dengan pemimpin yang datang dari jauh solat di Mesjid mereka. Sekarang saja katanya ada kecemasan dari warga karena kasus Corona.

Sehingga kata Ayat kalau ada yang kurang sempurna itu sangat wajar. Dalam waktu empat tahun tentu belum cukup untuk menjawab semua persoalan-persoalan yang ada.

“Saya rasa marilah kita bijak menilai dengan obyektif. Itu adalah bukti yang tidak dibuat-buat. Maka bagi saya wajar kalau diberi kesempatan lagi untuk menuntaskan yang belum selesai. Supaya yang kurang tersebut bisa disempurnakan,” pungkas Ayat.(red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *