Ungkap.co.id – Gubernur Bali Wayan Koster membuka secara resmi Sulinggih Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, dan Kakanwil Kemenkumham Bali Jamaruli Manihuruk.
Kemudian jajaran Forkompinda, para bupati/walikota se-Provinsi Bali, para rektor perguruan tinggi dan kepala sekolah SMA-SMK se-Bali, serta para kepala OPD Provinsi Bali.
Bulan Bahasa Bali merupakan implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali, dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.
Kegiatan tersebut diawali dengan penayangan video Utsawa Nembangang Pupuh Ginada “Toya Ening” dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali, Selasa, 1 Februari 2022 bertempat di Gedung Ksirarnawa Art Center.
Baca Juga : Hendak Ditangkap Polda Jambi, Seorang Pecatan Polisi Telan 2 Paket Sabu
Kepala Dinas Kebudayan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha menyampaikan bahwa kegiatan bulan bahasa ke empat tahun 2022 mengambil tema Danu Kerthi Gitaning Toya Ening yang diartikan air sebagai sumber ilmu pengetahuan dilaksanakan selama 1 bulan dari tanggal 1 Februari 2022 – 28 Februari 2022.
“Disamping itu, kegiatan bulan bahasa ini juga dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota dan Desa Adat di Provinsi Bali serta berbagai lomba seperti Nyurat Aksara Bali, Ngewacen Aksara Bali, Pidarta Bahasa Bali, Nyatua Bali, Debat Bahasa Bali, Musikalisasi Puisi, Artikel, Poster dan Fotografi,” katanya.
Sementara itu Gubernur Bali Wayan Koster menyebutkan, penyelenggaraan bulan bahasa Bali ini merupakan program prioritas Provinsi Bali untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa, aksara, dan sastra Bali sesuai dengan visi misi pemerintah “Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Era Baru”.
“Untuk Bulan Bahasa Bali ke-4 tahun 2022 menyajikan sejumlah agenda acara yang dikemas dalam bentuk Widya Tula (seminar), Kriya Loka (lokakarya), Prasara (pameran), Wimbakara (lomba), Sesolahan (Pergelaran), dan pemberian penghargaan Bali Kerti Nugraha Mahottama,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Bali beserta perwakilan undangan lainnya melaksanakan “Nyurat Lontar” atau menulis aksara Bali di atas daun lontar. Kegiatan ditutup dengan Sesolahan Sandhyagita “Ranu Murti” oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. (Agung DP)