Ungkap.co.id – Kecintaan H Mashuri dan H Safrudin Dwi Apriyanto (HAMAS-APRI) terhadap masyarakat diakui oleh para tokoh. Salah satunya muncul dari tokoh berpengalaman, H Ismail.
H Ismail yang sejak tiga tahun berjalan selalu mengikuti program berjemaah subuh (Basuh) keliling Kabupaten Bungo mengungkapkan, apa yang dilakukan Bupati H Mashuri dan Wakil Bupati H Safrudin Dwi Apriyanto jauh dari pencitraan. Melainkan memang berasal dari hati nuraninya untuk membangun masyarakat bumi langkah serentak limbai seayun ke arah yang lebih baik.
H Ismail yang berpengalaman 24 tahun menjadi pembina haji dari organisasi Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPH). Lalu dua tahun keliling Kabupaten Bungo memberikan penyuluhan hukum ke warga, mengakui Basuh adalah program ideal menjawab persoalan-persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat.
Melalui Basuh katanya, HAMAS-APRI tak hanya sekedar beribadah. Melainkan datang untuk bertemu masyarakat, menyerap aspirasi dan sosialisasi program.
Lebih dari itu, melalui Basuh pula, sebagai pemimpin HAMAS-APRI bisa langsung mengawasi program-program yang sudah dijalankan. Seperti realisasi program Gerakan Dusun Membangun (GDM).
“Sampai sejauh mana. Usai salat subuh itu sebagai pemimpin Bupati dan Wakil Bupati berdialog dengan warga, apakah program itu berjalan atau tidak,” ulas H Ismail yang memang dikenal sosok paling rajin mengikuti Basuh sejak tiga tahun berjalan.
Terlebih lagi, HAMAS-APRI melalui program Basuh katanya juga mengajak warga beribadah. Karena pada prinsipnya sambung H Ismail, kalau sudah rajin ibadah hati seseorang akan bersih dan sejuk.
HAMAS-APRI berharap, kalau hati sudah bersih dan sejuk dengan sendirinya persoalan-persoalan yang muncul di tengah masyarakat bisa teratasi. Seperti persoalan pelanggaran aturan, adat istiadat adat, kenakalan remaja dan lain sebagainya.
Basuh ulas H Ismail juga menjangkau semua wilayah. Karena tak hanya dilakukan di kota-kota, tetapi juga hingga ke daerah yang terjauh sekalipun. Bahkan sampai bermalam di daerah tersebut.
Di berbagai kesempatan, dirinya juga sering diajak Bupati H Mashuri keliling Kabupaten Bungo. Tujuannya adalah mencari lokasi yang tepat untuk membangun Pesantren dan rumah-rumah Tahfiz.
Sepanjang yang dia ketahui dan pengamatan selama tiga tahun berjalan, Basuh juga menjadi ajang bagi pemimpin Kabupaten Bungo itu melihat kondisi rumah ibadah seperti Mesjid. Sekaligus jika dinilai butuh bantuan, akan dibantu.
Hasil pengamatan selama Basuh itu pula, H Ismail berkesimpulan sebagai pemimpin HAMAS-APRI berusaha dan berjuang membangun kehidupan di Kabupaten Bungo dari dua sisi sekaligus dengan sama-sama kuat. Baik dari sisi program umum melalui program-program pembangunan fisik, maupun dari sisi nilai-nilai termasuk bidang keagamaan.
“Saya sebelum pensiun dua tahun keliling Bungo menjalankan tugas memberi penyuluhan hukum ke masyarakat. Saya cukup paham persoalan-persoalan yang berkembang. Lalu pak Bupati menjawab itu dengan pendekatan keagamaan, salah satunya melalui Basuh. Makanya saya dukung,” ulas H Ismail yang mengaku itulah dasar utama sehingga dirinya begitu antusias mendukung program HAMAS-APRI.
Katanya, akan sangat sulit menemukan pemimpin seperti HAMAS-APRI yang secara konsisten, rela bersusah-susah membangun kehidupan masyarakat dari dua sisi sekaligus. Program umum dibuat seiring sejalan dengan pembangunan nilai-nilai yang direalisasikan pada program Basuh, jumat keliling, pembangunan rumah tahfiz dan kegiatan yang sarat dengan nilai-nilai lainnya.
“Coba bayangkan. Pemimpin mana yang sanggup seperti itu. Keliling solat subuh setiap hari. Mengajak masyarakat ibadah dari Mesjid ke Mesjid. Lalu usai salat subuh bertemu dengan warganya. Ngobrol dan memecahkan persoalan-persoalan di situ. Saya rasa kita harus bersyukur mendapatkan pemimpin seperti H Mashuri dan Apri,” sambung sosok yang pernah dua tahun menjadi ajudan Bupati, H Hasan ini.
Persoalan pembangunan di Dusun katanya juga sama. HAMAS-APRI menjawab dengan program GDM. Masyarakat bisa membangun apapun yang belum tersentuh oleh dana pusat, Provinsi dan Kabupaten dengan memanfaatkan dana GDM itu.
“Masyarakat bisa bangun apa saja. PAUD, madrasah, bangun jalan dan lainnya melalui dana itu. Saya rasa itu jawaban dari seorang pemimpin terhadap kebutuhan masyarakat,” ujar sosok yang juga pernah diundang presiden SBY ke Istana menerima penghargaan keluarga teladan Indonesia di era tahun 2000 lalu.(tmc)