Ungkap.co.id – Dinas Perikanan Kabupaten Merangin terus berupaya membenahi Pengembangan Budidaya Air Tawar (PBAT) dan program pembibitan benih ikan mencapai sesuai target 1 Juta ikan pertahun.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Merangin, Moh Damay menuturkan, terkait program UPTD PBAT tersebut adalah salah satu program Dinas Perikanan Kabupaten Merangin yang bertugas memproduksi benih ikan.
“Tugas dan fungsi UPTD PBAT tersebut adalah untuk memproduksi benih ikan air tawar, guna sebagai kepentingan pembudidaya ikan dan juga buat kepentingan pelaku usaha budidaya perikanan. Target dalam 1 tahun akan menciptakan produksi sebanyak 1 Juta benih ikan,” tutur Damay saat diwawancarai Ungkap.co.id di ruang kerjanya, Rabu (26/2/2020).
Ditambahkannya, jenis-jenis benih ikan yang diproduksi diantaranya adalah Ikan nila, ikan gurami, ikan lele dan ikan mas. Itu semua akan diproduksi tahun 2020.
“Hasil dari produksi benih ikan tersebut setelah dipasarkan, menjadi Pengahasilan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Merangin di sektor perikanan,” imbuhnya.
Ditanyakan soal kendala dilapangan, Damay menerangkan bahwa yang menjadi kendala selama ini yaitu, minimnya biaya operasional yang belum optimal terhadap UPTD tersebut.
“Bila dana operasionalnya kurang optimal, sudah barang tentu untuk pemijahan benih ikan hasilnya juga kurang maksimal, juga kolam dan bangunan gedungnya sudah banyak yang bocor,” terangnya.
Sementara itu Zaini yang baru saja dilantik 8 Januari 2020 lalu sebagai Kepala UPTD PBAT Dinas perikanan Kabupaten Merangin, akan berupaya bekerja dengan baik, dan menjalankan tugas yang diamanahkan pada dirinya.
“Sesuai dengan penyampaian Plt Kadis Perikanan tadi, bahwa kita selama ini mengalami keterbatasan biaya opersional, seperti tenaga honor yang hanya gaji perbulannya Rp 590 ribu, tentu menurut saya kurang logis saja jika dibandingkan taget 1 juta ekor benih ikan pertahunnya. Sedapat mungkin honor pekerja yang bukan PNS bisa disesuaikan,” ujarnya.
Dia menyebutkan, banyak masyarakat mengira bahwa benih ikan dari pemerintah ini diberikan secara cuma-cuma, sementara pihaknya dalam mamasarkannya di bawah harga standar pengusaha swasta.
Namun dirinya akan berusaha memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa benih ikan ini dipasarkan secara subsidi dan tidak gratis. Selain itu kepada bawahannya, dirinya mengajak untuk bekerja dengan semangat.
Ia juga menjelaskan dengan apa adanya terkait kolam yang ada sudah banyak yang bocor dan berangsur diperbaiki.
“Selain itu juga gedungnya pun banyak yang rusak atapnya,” bebernya menutup perbincangan. (Mizi)