“Kegiatan sehari-hari I sebagai petani sawit dan K sebagai ASN. I dan istri mengakui bahwa mereka memang terlibat di yayasan tersebut. I dan istri bergabung di yayasan itu sejak tahun 2021 sampai pertengahan tahun 2023,” kata Sudirman.
Baca Juga : Napi Terorisme di Lapas Muara Tebo Ucapkan Ikrar Setia NKRI
Awal mula bergabung ke yayasan tersebut, tambah Sudirman, diajak oleh warga berinisial A. A ini juga merupakan salah satu pengurus yayasan lainnya. Saat itu, K sedang melaksanakan pendidikan dan pelatihan pra jabatan di Kota Muara Bungo dan tidak memiliki tempat tinggal.
Oleh A, menawarkan kepada K untuk tinggal di yayasan tersebut dengan tujuan untuk menjaga dan membantu kegiatan di yayasan.
“K sudah lama mengenal A karena sebelum pindah ke Dusun RK (diinisialkan), keluarga besar A tinggal sekampung dengan K.”
“I dan K menyampaikan peran mereka di yayasan itu adalah tinggal dan menjaga yayasan. Kemudian membantu membersihkan yayasan serta membantu kegiatan santunan terhadap anak yatim piatu dan jompo,” papar Sudirman.
Baca Juga : Tangkap 53 Terduga Teroris, Kotak Amal jadi Sumber Dana
Untuk kegiatan rutin di yayasan tersebut, jelas Sudirman, yaitu setiap hari Jum’at mengadakan santunan untuk anak yatim piatu dan lansia yang berada di sekitar yayasan.
Jumlah anak yatim yang diberikan santunan oleh yayasan tersebut sekitar 20 sampai 30 orang dengan nominal santunan berkisar sekitar Rp 25.000 per orang.
“I dan K tidak pernah terlibat mencari sumbangan atau mengedarkan kotak amal, hanya menunggu donatur yang datang ke yayasan tersebut. Yayasan ini memiliki sejumlah kotak amal yang sudah diedarkan di wilayah Kabupaten Bungo.”