Ungkap.co.id – Kapolda Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo memerintahkan Polres dan Polresta Jajaran Polda Jambi untuk memperkuat pengawasan jelang perayaan Paskah.
Mulai dari Polri, TNI dan organisasi masyarakat lainnya, sepakat untuk melakukan pengamanan di pintu masuk Gereja.
Hal tersebut diutarakan usai melakukan rapat internal Polda Jambi, yang dihadiri oleh seluruh PJU Polda Jambi dan Kapolresta, Kapolres jajaran Polda Jambi.
Dirinya menjelaskan, ini dilakukan juga untuk mengantisipasi terorisme, karena diketahui di Jambi juga pernah dilakukan penangkapan pelaku (terorisme-red). Selain itu, juga untuk mengantisipasi adanya sel-sel yang masih bergerak di wilayah Jambi.
Baca Juga : Kebakaran Hebat, Rumah beserta Isinya dan Seorang Kakek Terbakar hingga Tewas
“Kita juga sudah menerima informasi dari Densus, mudah-mudahan wilayah Jambi aman. Namun demikian kita harus tetap waspada terutama pada pelaksanaan hari pekan suci umat Nasrani”.
Mulai dari Kamis, Jumat sampai dengan hari Minggu. Karena akan ada perayaan Kamis suci, Jumat agung dan perayaan paskah,” ujar Jendral Bintang Dua tersebut, Senin (29/3/2021).
Dirinya juga sudah memerintahkan kepada para Kapolresta serta Kapolres jajaran Polda Jambi untuk melakukan pendataan dan juga mengimbau kepada pimpinan gereja pada saat pelaksanaan hari raya pekan suci tetap sesuai dengan protokol kesehatan.
Sementara itu, Karo Ops Polda Jambi Kombes Pol Imam Setiawan mengatakan, Polda Jambi sudah menyiagakan sekitar 1.500 personil khusus untuk melakukan pengamanan perayaan Paskah yang dibantu oleh Polres dan Polresta jajaran Polda Jambi.
“Mulai terhitung dari tanggal 1 sampai 4 April. Kita mengidentifikasi gereja mana yang banyak jemaatnya. Kita mengamankan ini juga melibatkan unsur TNI, Ormas dan Polri,” katanya.
Baca Juga : SAD di Bungo Rekam E-KTP dan KK, Berharap dapat Bantuan dari Pemerintah
Untuk berapa jumlah personil yang akan disiagakan di gereja tergantung dengan besar gereja serta para jemaatnya.
“Setiap gereja tergantung kerawanannya, semakin besar gereja dan ramai jemaatnya semakin besar personil yang akan kita tempatkan di sana. Karena memang ada beberapa gereja yang memang sudah tidak aktif lagi,” katanya lagi.
Pada setiap gereja akan dilakukan one get (satu pintu) yang akan dioperasikan. “Hanya ada satu pintu masuk yang dilengkapi dengan set dor. Siapapun jemaatnya harus bisa menerima karena kita melakukan pengecekan secara selektif,” ungkapnya.
Dirinya menegaskan, tidak diizinkan para jemaat membawa kantongan atau sejenis ransel masuk ke dalam gereja.
“Mungkin nanti mereka para jemaat hanya membawa Alkitab, itu aja yang hanya dibawa masuk. Yang lainnya kita tidak mengizinkan, karena bisa saja menimbulkan salah tafsir,” pungkasnya. (Syah)