Ungkap.co.id – Bupati Lampung Utara (Lampura) H. Budi Utomo, S.E., M.M., mengatakan, dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, seringkali gerakan mahasiswa menjadi cikal bakal perjuangan nasional.
Dengan semangat nasionalisme, para tokoh mahasiswa dan pimpinan organisasi kemahasiswaan yang berlatar belakang berbeda-beda, bergerak bersama demi terciptanya cita-cita perjuangan bangsa.
“Jangan pernah berhenti untuk berpikir dan bergerak untuk hal-hal positif. Jika menilik sejarah masa lalu, betapa gigihnya semangat perjuangan dari para intelektual muda turut serta memperjuangkan tegaknya negeri ini. Begitupun dengan gerakan dari para mahasiswa masa kini, yang juga memiliki semangat nasionalisme kebangsaan, yang tak jemu menghimpun dan merajut keberagaman dalam sebuah Kebhinekaan,” kata Bupati saat menjadi keynote speaker acara pembukaan Darul Arqoom Madya Nasional (Damnas).
Acara yang dihelat Pengurus Cabang (PC) Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Lampung Utara di GOR Sukung Kotabumi dimulai 10-14 Maret 2021 tersebut dalam rangka Milad IMM ke-57 bertajuk Manifestasi Nilai Dasar Ikatan Sebagai Rekonstruksi Gerakan Pluralisme Sosial Kebangsaan.
Berbicara masalah pluralisme kebangsaan, sambung Bupati, berarti juga berbicara kemajemukan masyarakat dari keberagaman suku bangsa, agama, ras, pekerjaan, pendidikan dan pengalaman, tentunya memiliki perbedaan dan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat.
Bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa para pendiri bangsa yang di dalamnya juga ada Ulama, Kiyai dan tokoh-tokoh agama lain, telah menyepakati bahwa negara kita adalah negara demokrasi dengan Pancasila sebagai dasar negaranya.
Baca Juga : 20 Ton Minyak Ilegal dan 4 Orang Diamankan Denpom/II Jambi
“Membangun kebersamaan memang berbeda dengan membangun keseragaman, karena setiap kita memang berbeda kepentingan antara yang satu dengan yang lainnya. Tetapi kita perlu membangun kepentingan dalam kebersamaan, dan menjadi bagian dari sebuah cita-cita besar bangsa Indonesia,” tegas Bupati.
Bupati menambahkan, implementasi dari prinsip atau asas pluralistik ini adalah Bhineka Tunggal Ika, atau berbeda-beda tetapi tetap satu. Lantas bagaimanakah mengimplementasikannya yakni dengan berperilaku inklusif, menghormati dan mengakomodir perbedaan, tidak mencari kemenangan diri sendiri, bermusyawarah untuk mencapai mufakat, dan memiliki landasan rasa kasih sayang dan rela berkorban.
“Bila setiap kita dapat memahami makna Bhinneka Tunggal Ika ini, serta mau dan mampu mengimplementasikannya secara tepat dan benar, Insya Allah, negara kita akan tetap kokoh dan bersatu selamanya,” tandas Bupati.
Karena itu, Bupati berharap melalui kegiatan Darul Arqom Madya Nasional ini mampu melahirkan generasi yang unggul dan berkualitas menuju terbentuknya Khairu Ummah, mewujudkan kader-kader Muhammadiyah yang berakhlakul karimah, berpengetahuan luas, berpikiran maju dan menghargai keberagaman.
Terlebih, Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin juga mengakui perbedaan dan keberagaman dengan konsep toleransi terhadap kebebasan beragama, namun tetap dalam koridor batasan toleransi.
“Berbeda itu bukan berarti harus dimusuhi, dan menerima perbedaan bukanlah berarti kita kehilangan jati diri. Menerima perbedaan juga bukan berarti mengikuti gaya hidup orang lain. Menerima perbedaan dengan pengertian bahwa setiap orang memang berhak berbeda dari kita, bahwa apa yang kita anggap benar hanyalah kebenaran yang tidak mutlak, karena kebenaran yang hakiki hanya milik Allah SWT,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PC IMM Lampung Utara Dedi Ariyanto menaruh harapan besar kepada seluruh kader khususnya IMM Lampung Utara untuk terus bersatu padu membangun bangsa dan negara serta pemikiran yang membangun.
“IMM selalu dituntut melakukan kaderisasi untuk menghindari kader bobrok, tujuannya untuk menghasilkan pemimpin yang memiliki sifat kritis untuk membumikan suatu gagasan guna membangun bangsa,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Bupati juga menerima penghargaan atas partisipasinya sebagai Keynote Speaker dalam acara Darul Arqoom Madya Nasional. (Lisman Ernandi)