Bupati Bungo : Bursa Inovasi Desa Jangan Sebatas Seremonial Saja

Ungkap.co.id – Bursa Inovasi Desa (BID) program inovasi desa Kabupaten Bungo tahun 2019 yang berlangsung di Gedung Dharmawanita resmi dibuka oleh Bupati Bungo, Senin (02/09/2019). Bursa Inovasi Desa ini diikuti enam kecamatan, yakni Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, Kecamatan Bathin III, Kecamatan Bathin ll Babeko, Kecamatan Bungo Dani, Kecamatan Rimbo Tengah, dan Kecamatan Muko-Muko Bathin VII.

Selain Bupati Bungo H Mashuri dan Wakil Bupati Bungo H Safrudin Dwi Aprianto, turut hadir dalam kesempatan tersebut Sekda Bungo, ketua TP PKK Kabupaten Bungo, Ketua GOW Kabupaten Bungo, Dra. Luthpiah Kadis DP3AP2 Provinsi Jambi, H. Qomaruzzaman, SE. MM Kabid DP3AP2 Provinsi Jambi, para OPD, Camat Bungo Dani, Camat Bathin II Babeko, Camat Rimbo Tengah, Camat Tanah Sepenggal Lintas, Camat Muko-Muko Bathin VII, dan Camat Bathin III, Tim Teknis pendamping Desa Rhonal Febrian, para Rio, TIPD, PID, PD, PLD, unsur Forkopimda Bungo, dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya Bupati Bungo H Mashuri mengatakan, setiap desa harus bisa menggali potensi yang ada di desa. Karena selain bisa menyerap tenaga kerja, akan tetapi bisa juga sebagai penggerak ekonomi di desa tersebut.

Tak hanya itu, kata Bupati, sudah ada desa di Kabupaten Bungo yang berhasil menggali dan mengelola potensi di desanya tersebut.

“Seperti di Dusun Lubuk Benteng, Kecamatan Bathin III itu ada tempat wisata yang memanfaatkan bendungan. Itu sudah banyak pengunjungnya yang berjumlah diperkirakan 200-300 orang per hari,” katanya.

“Di Dusun Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu itu bagus juga tempat wisatanya yang dikelola oleh pemerintahan dusun. Jadi kita harus bisa menangkap peluang tersebut sebagai bentuk penggerak ekonomi masyarakat, karena ini sifatnya padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja nantinya,” ujarnya.

Mashuri juga berharap kepada para Rio/Kades agar memperbanyak pos anggaran untuk pemberdayaan masyarakat desa. Tak hanya itu, Mashuri juga meminta kegiatan Bursa Inovasi Desa ini jangan menjadi seremonial saja.

“Untuk di desa, Rio itu harus memperbanyak anggaran untuk pemberdayaan masyarakat. Bursa Inovasi Desa ini harus berkontribusi terhadap pembangunan di desa,” harapnya. (Dik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *